SHT menilai bahwa, Jumlah nelayan di SBB selama kurun waktu lima tahun terus bertambah. Pada tahun 2011 terdapat 18.146 nelayan dan meningkat di tahun 2014 menjadi 18.489 nelayan atau peningkatannya sekitar 1,53 persen. Meningkatnya jumlah nelayan tersebut belum diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur perikanan yang memadai.
Menurut SHT, Pertumbuhan sektor perikanan setidaknya harus didukung oleh berbagai infrastruktur pendukung dari hulu sampai hilir. Misalnya, tersedianya pelabuhan pendaratan ikan, cold storage untuk menampung hasil tangkapan nelayan, pabrik es, akses jalan untuk memasarkan hasil tangkapan nelayan, jaringan listrik dan dukungan lembaga keuangan. Selama ini nelayan di SBB mendaratkan ikan hasil tangkapannya di pemukiman nelayan, sangat disayangkan pada tahun 2014 lalu produksi ikan yang terbuang 4239.4 kg atau 17,64 persen. Hal ini membuat nelayan di SBB kerap mengalami kerugian pada musim panen ikan.
Ia menegaskan bahwa “Kondisi ini memerlukan solusi kebijakan yang progresif agar Kabupaten SBB tidak terus terjebak dalam lingkaran ketertinggalan dan keterbelakangan dimana solusi ini diharapkan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)”.
Saya dan Petrus Isack Suripatty pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati SBB yang telah diusung oleh partai Golkar, partai Gerindra, PKB, PPP, dan PBB yang dikenal dengan TUNTAS memiliki visi dan keberpihakan untuk membangun berbagai sektor unggulan strategis yang dinilai memberi kontribusi besar bagi pembangunan di SBB, dan salah satunya adalah memperbaiki infrastruktur perikanan di SBB guna meningkatkan produksi, nilai tambah dan daya saing produk perikanan secara bertahap dan berkesinambungan, mulai dari infrastruktur perikanan tangkap, budidaya, infrastruktur pengolahan, infrastruktur pemasaran dan fasilitas pendukungnya. Pembenahan dan perbaikan infrastruktur ini secara otomatis dapat merangsang investasi di sektor perikanan yang merupakan salah satu indikator kemajuan pertumbuhan ekonomi. Selain itu berbagai hambatan birokrasi terkait dengan pelayanan publik juga masih menjadi tantangan dalam dunia investasi yang harus dibenahi.
Petrus Isaack Suripatty yang merupakan calon wakil Bupati juga menambahkan, saat ini Jumlah rumah tangga nelayan SBB 10.293 RTN, jumlah tersebut bukan sebuah masalah bagi suatu daerah, melainkan sebuah bonus demografi yang patut disyukuri untuk bersama-sama memajukan perikanan di bumi SBB. Menjadi sebuah kewajiban bagi pasangan TUNTAS untuk melakukan berbagai terobosan dalam meningkatkan pengetahuan sumberdaya nelayan terkait pemanfaatan teknologi penangkapan, budidaya, pengolahan sumberdaya perikanan dan pembenahan kelembagaan. Hal ini secara otomatis akan terciptanya industri-industri kreatif ditengah masyarakat nelayan, baik yang berskala rumah tangga maupun industri. Upaya tersebut dengan sendirinya akan menggerakan roda ekonomi di bumi saka mese yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan.
Petrus Isaack Suripatty menuturkan bahwa, penambahan infrastruktur perikanan tangkap di SBB perlu dilakukan dengan memperhitungkan penataan jenis dan jumlah kapal tangkap ikan, alat tangkap dan alat bantu penangkapan. Penambahan dan memperbaiki pelabuhan perikanan, cold storage perlu dilakukan secara proporsional sesuai dengan target penambahan produksi. Pengembangan infrastruktur budidaya diarahkan untuk pengembangan lahan dan meningkatkan produktivitas lahan, sedangkan Infrastruktur pengolahan difokuskan pada dukungan infrastruktur dasar (jalan, listrik, air, dan jaringan telekomunikas) dan infrastruktur pemasaran diarahkan pada penyediaan pasar grosir di kabupaten, antar kabupaten maupun antar provinsi. Tandasnya. **