TULUNGAGUNG, beritalima.com- Dugaan adanya penyelewengan dan penyalahgunaan anggaran sekolah membuat belasan guru dan staff yayasan Al-Gontory, Tulungagung, Jawa Timur, mengundurkan diri. Pasalnya, guru mencurigai banyak kejanggalan tentang administrasi yang tidak transparan dan tidak kooperatifnya beberapa oknum yang memanfaatkan.
Sebenarnya, Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al-Gontory ini berdiri sejak 2011 lalu dan sudah memiliki beberapa sekolah. Diantaranya di Tamanan,Karangwaru dan Kutoanyar.
Tapi sejak Kamis (11/01/2017) sebagian besar guru TK dan SD yayasan Al-gontory sudah tidak lagi aktif mengajar dan memilih untuk pindah ke yayasan Al-Ishlah, yang dulunya bernama yayasan Al-Gontory dan sudah berganti nama.
Menurut Ketua Yayasan Al-Gontory, Zainal Aly, semua guru yang mengundurkan diri sebanyak 17 orang dan sudah menulis dan menandatangangi surat perjanjian.
“Masalah yang ada sekarang hanya lingkup intern mereka semua dan semua sudah diselesaikan dan terkendali,” terang Zainal Aly.
Namun menurut keterangan beberapa nara sumber, banyak kecurangan yang belum terungkap. Mulai dari tidak adanya kwitansi keluar masuknya keuangan sampai dana kas yayasan yang tidak ada kejelasan dan rincian penggunaannya.
“Sejak mendapatkan dana dari pemerintah pada tahun 2017, kami mencurigai yayasan Al-Gontory sudah mulai ada penyimpangan aliran dana. Tidak sesuai dengan fakta,” kata salah satu narasumber yang enggan disebut namanya, Senin 14 Januari 2019.
Kecurigaan itu muncul saat yayasan menerima dana hibah pertama dan adanya pembengkakan nilai dan harus ada dana talangan dari yayasan. (Ed/editor: Dibyo).