Udara Gresik Banyak Tercemar Mikroplastik, Ecoton Ajak Kemenag Masukkan Prasyarat Pengantin Tes Kesehatan dan Sosialisasi Zero Waste di Hajatan Pernikahan

  • Whatsapp
Aktivis Ecoton dan pihak Kemenag Gresik setelah beraudiensi terkait sosialisasi bahaya mikroplastik di aula kantor Kemenag Gresik, Kamis (25/07/2024).

GRESIK,beritalima.com- Bahaya mikroplastik menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Lembaga Pemerhati Lingkungan Hidup, Ecoton sejauh ini melakukan penelitian yang hasilnya udara Kabupaten Gresik banyak terkontaminasi mikroplastik.

“Kami melihat pada penelitian, ternyata udara Gresik banyak yang terkontaminasi mikroplastik. sebanyak 26 partikel perjam,” ujar Peniliti muda dari Ecoton Alaika Rahmatullah usai mensosialisasikan bahaya mikro plastik di kantor Kemenag Gresik.

Dalam penilitiannya Ia mengambil sampel di wilayah dekat jalan raya dan di daerah Asri yang banyak pepohonan dan hasilnya kualitas udara di didekat jalan raya banyak terkontaminasi mikroplastik.

“Caranya kami menerbangkan drone yang ada penyaring mikroplastik dan hasilnya lebih banyak mikro plastik yang di lokasi dekat jalan raya,” ujarnya usai mengkampanyekan bahaya mikroplastik di kantor Kemenag Gresik.

Selain ancaman kontaminasi mikroplastik udara, Alaika berdasarkan temuannya juga mengkhawatirkan perilaku masyarakat yang mengonsumsi makanan siap saji dan minuman kemasan. Hal itu, juga banyak mengandung mikroplastik yang berdampak pada kesehatan manusia.

“Kontaminasi mikroplastik bisa melalui udara, juga bisa melalui makanan kemasan plastik dan juga botol minuman dan juga kemasan sachetan yang di makan dan di minum manusia itu bisa jadi sumber mikroplastik,” jelasnya.

“Dalam tubuh manusia dapat ditemukan mikroplastik mulai dari paru-paru, Jantung, kemudian pembuluh darah, ASI ibu hamil,” urainya.

Terkait dengan sosialisasi bahaya mikroplastik di Kemang Gresik, Ia berharap instansi tersebut bisa ikut membantu mensosialisasikan kepada calon pengantin.

“Kami ingin mendorong Kemenag untuk Mewajibkan pengantin harus diuji kesehatannya. Salah satunya melalui parameter uji mikroplastik pada spermanya. Karena mereka punya kewenangan menegakkan prasyarat pra nikah melalui bimbingan pernikahan,” harapnya.

Kemudian kami berharap kementerian agama dapat memberi bimbingan memasukkan parameter zero waste (Bebas sampah). Minimal 3 bulan sebelum pernikahan,

“Kami ingin menghimbau di acara pernikahan itu harus minim plastik,” pungkasnya.

Sementara itu, Nasichul Amin Penghulu KUA Kecamatan Gresik yang dibawah naungan Kemenag Gresik, siap membantu mensosialisasikannya.

” Terkait bahaya plastik yang disampaikan kepada pengantin. Kami sangat sepakat sekali dan itu kita akan sosialisasikan kepada calon pengantin,” ujarnya.(Moh Khoiron)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait