Ulang Masa Orde Baru, Pengamat: Sikap ABS Mulai Menyeruak di Istana Negara

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Pertemuan enam Ketua Umum dan Sekjen partai politik (parpol) koalisi termasuk Partai Amanat Nasional (PAN) yang bergabung koalisi gemuk yang semakin tambun itu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara dipenuhi puja puji.

Para Ketua Umum Partai koalisi memuji habis-habisan keberhasilan Jokowi dalam menangani pandemi virus Corona (Covid-19) yang sudah 18 bulan merusak tatanan hidup masyarakat di tanah air.

Ketua Umum partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto menilai, penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemerintahan Jokowi sudah efektif dan berada di jalan yang benar.

 

Sedangkan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto memuji Jokowi karena secara cepat menangani pandemi Covid-19. Bahkan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, menilai Presiden Jokowi sudah excellent dalam penanganan pandemi Covid-19 di tanah air.

 

Penilaian senada diungkapkan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskantar. Menurut dia, penanganan pandemi Covid-19 di bawah kepemimpinan Jokowi sudah berhasil, sehingga apapun yang dilakukan pemerintah harus didukung.

 

Bahkan pujian juga dilayangkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Kita sudah benar. Saya bilang, dukung bapak. Jalur kita sudah betul,” tegas Megawati.

 

Puja puji semacam itu, kata pengamat komunikasi poltik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga, mengingatkan anak bangsa kepada sikap dan perilaku elit di era Orde Baru ketika Soeharto berkuasa.

Para petinggi negeri bila bertemu Presiden Soeharto, selalu berisi puja puji. Tidak ada yang berani menyatakan jalur kita sudah melenceng, apalagi di jalur yang salah.

“Sikap Asal Bapak Senang (ABS) itu tentu berbahaya bagi perkembangan Indonesia,” kata pengamat yang akrab disapa Jamil ini saat bincang-bincang dengan Beritalima.com di Jakarta, Minggu (29/8).

Presiden, ungkap Jamil, tidak diberi situasi dan kondisi yang terjadi di negara ini sebenarnya. Hal ini bisa saja membuat presiden terlena, sehingga meneruskan kebijakan yang sudah diambil.

 

Padahal survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) 20-25 Juni 2021 menampakan tingkat kepercayaan rakyat yang semakin rendah terhadap kemampuan Jokowi menangani pandemi Covid-19 menurun dari 56,5 persen menjadi 43 persen.

 

Survei yang dilakukan berbagai lembaga juga menunjukkan, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi terus menurun.

“Jadi, puja puji yang disampaikan para ketua umum partai itu kiranya tidak sepenuhnya mencerminkan realitas yang sebenarnya di lapangan,” kata Jamil.
Pandemi Covid-19 dan dampaknya masih menghantui negeri tercinta. Hal itu terlihat dengan masih diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia.

 

Belum lagi kesulitan hidup dihadapi masyarakat yang terus meningkat akibat dampak pandemi Covid-19. Mereka ini sudah mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama pekerja harian dan pedagang kecil.

Karena itu, sudah saatnya di era resformasi seperti sekarang sikap ABS dienyahkan dari hati sanubari para pejabat negara yang hidup mereka dibiayai rakyat. Sebab, dominannya sikap ABS di era Orde Baru telah merusak berbagai tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Tentu bangsa yang besar seperti Indonesia ini tidak boleh mengulang kesalahan yang sama. Sebab, keledai saja yang binatang tidak mau masuk lubang sama untuk kedua kalinya, apalagi manusia yang diberi Sang Maha Pencipta kelebihan,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait