SURABAYA, Beritalima.com|
Universitas Airlangga (Unair) terus menunjukkan eksistensinya sebagai perguruan tinggi kelas dunia. Terbukti, Unair tak henti-hentinya menjalin kolaborasi internasional dengan berbagai mitra.
Kali ini, Unair bersama OIC-OMSTECH melangsungkan kegiatan International Training and Workshop on Managing Science and Technology Parks (STPs). Kegiatan itu berlangsung pada Senin-Kamis (7-8/9/2023) di Ruang Tarumanegara, ASEEC Tower, Kampus-B Dharmawangsa, Unair.
STPs merupakan kegiatan kolaborasi internasional antara Unair dan Organization of Islamic Cooperation (OIC) – COMSTECH dengan Pardis Technology Park, Iran. Kegiatan workshop ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem optimal bagi akademisi, pemerintah, dan industri untuk mengakselerasi pertukaran pengetahuan, penelitian, dan transformasi teknologi.
Teknologi dan Perubahan Global
Dalam kegiatan itu, turut hadir pimpinan Unair dan jajarannya serta sejumlah direktur utama perusahaan internasional. Salah satunya adalah Prof Dr Shahid Mahmud, CEO Interactive Group, COMSTECH Distinguished Scholar sekaligus sebagai pembicara utama. Dalam sambutannya, Prof Sahid menuturkan bahwa saat ini dunia telah banyak mengalami transformasi.
“Kita semua tahu bahwa saat ini dunia telah banyak berubah dan dampaknya kita hidup di dunia yang seolah berbeda,” ucap Prof Sahid.
Ia menyadari, transformasi yang terjadi utamanya menyasar pada jumlah populasi manusia yang terus bertambah serta teknologi informasi yang terus berkembang. Hal itu, menimbulkan dampak pada dua aspek utama, yaitu ekonomi serta kondisi bumi dan alam dalam mempertahankan kualitasnya.
Menyadari masifnya transformasi yang terjadi, Prof Sahid mengajak seluruh pihak untuk mempersiapkan masa depan generasi selanjutnya dengan lebih optimal.
“Salah satu hal mendasar yang seringkali luput dalam menyikapi transformasi ini adalah perihal generasi kita selanjutnya, yaitu generasi Z dan Alfa. Kita perlu memahami dan tentunya mencoba rencana untuk diterapkan pada masa depan generasi Z dan Alfa,” paparnya.
Solusi Masa Depan
Lebih lanjut, Prof Sahid menuturkan bahwa dalam mempersiapkan masa depan, generasi saat ini dihadapkan pada situasi dilematis. Di satu sisi, teknologi sangat penting dalam mendukung perkembangan global. Namun, di sisi lain, teknologi dikhawatirkan akan menjadi kontrol utama bagi kehidupan manusia.
“Saat ini kita dihadapkan pada sebuah persimpangan, di mana kita berada di era teknologi memainkan peran penting untuk dunia. Haruskah kita menciptakan persaingan antara manusia dengan mesin sehingga masa depan generasi selanjutnya seolah dikontrol oleh mesin dan teknologi?” ujar Prof Sahid.
Kendati demikian terdapat langkah lain yang dapat dilakukan. Langkah itu adalah menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan peran perusahaan dan investasi di bidang ekonomi. Selain itu, ia juga mengimbau untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat yang potensial sehingga dapat mendorong keterbukaan dan distribusi kekuatan yang menyeluruh.
“Atau pilihan lainnya kita bisa mencari jalan lain untuk meningkatkan peran perusahaan dan investasi untuk mengakselerasi pemberdayaan masyarakat yang potensial. Dengan demikian, kita juga bisa mendorong keterbukaan dan distribusi power menyeluruh,” terangnya.
Pada akhir, Prof Sahid menerangkan bahwa terdapat beberapa pilar utama untuk mempersiapkan masa depan. Pilar itu antara lain adalah kesehatan dan bio-innovation, inovasi kemaritiman, resiliensi infrastruktur, dan pendekatan preventif pada kejahatan, bencana, serta kekurangan pangan. (Yul)