SURABAYA, Beritalima.com|
Pelaksanaan Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) Tahap I akan mulai dilaksanakan pada Minggu (5/7/2020) dan berakhir pada Selasa (14/7/2020). Di tengah pandemi Covid-19, Panitia Pusat UTBK Universitas Airlangga melakukan sejumlah persiapan-persiapan khusus.
Upaya pencegahan dan pelaksanaan protokol kesehatan untuk peserta UTBK itu, UNAIR menggelar konferensi pers pada Jum’at (3/7/2020) di Gedung Nanizar Jaman Joenoes, Kampus C. Turut hadir Ketua Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Dr. Achmad Solihin S.E., M.Si., Panitia Pusat UTBK UNAIR Chrismawan Ardianto, S.FARM., M.SC., PH.D., APT, dan Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Dr Suko Widodo.
Dalam pernyataanya, Chrismawan Ardianto, S.FARM., M.SC., PH.D., APT, mengimbau seluruh peserta ujian di pusat UTBK UNAIR disiplin mematuhi prosedur protokol kesehatan di seluruh lokasi.
Sementara itu terdapat enam lokasi pusat UTBK UNAIR. Yaitu, Kampus A, Kampus B dan Kampus C, serta 3 lokasi berada di tempat mitra. Yakni, Universitas Muhamadiyah Surabaya (UMS), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya (STIESIA), dan Universitas 17 Agustus 1945 Untag) Surabaya.
Chrismawan menambahkan setiap lokasi UTBK akan mematuhi aturan yang dikeluakan LTMPT pusat terkait upaya pencagahan Covid-19. Yakni, disiplin melakukan physical distancing atau jaga jarak, wajib memakai masker, cuci tangan, dan melakukan pengecekan suhu tubuh bagi peserta UTBK.
“Untuk peserta UTBK di Kampus C, pintu masuk dari MERR (dekat Airlangga Convention Center, Red). Di sana, peserta akan dicek suhu tubuhnya. Maksimal suhu tubuh yang diperbolehkan 37 derajat Celsius,” ujarnya.
Mengingat kondisi pandemi Covid-19, peserta UTBK tidak diperbolehkan masuk ke lokasi bila suhunya melebihi batas maksimal saat dicek di pintu masuk. Selanjutnya, peserta diimbau untuk mengikuti ujian pada tahap II.
”Usai diperiksa suhu tubuhnya, peserta wajib mencuci tangan sebelum masuk gedung ujian. Panitia sudah menyediakan tempat cuci tangan di setiap lokasi,” terangnya.
Berikutnya, ungkap Chrismawan, peserta akan diarahkan ke ruangan transit. Ruangan sudah di-setting dengan kursi berjarak, berkapasitas 80 orang. Ruangan itu digunakan peserta menunggu waktu ujian dan tempat menaruh tas. Yang diperbolehkan dibawa masuk ruang ujian hanya kartu peserta dan fotocopy Ijazah atau SKL.
”Peserta juga wajib memakai masker dan membawa sarung tangan plastik. Untuk penggunaan lift juga kami batasi maksimal empat orang. Di jeda sesi ujian, ruang beserta komputer akan dilakukan disinfeksi. Jendela di setiap ruang ujian juga akan dibuka biar sirkulasi udara baik,” katanya.
“Sementara, seluruh panitia juga dilengkapi APD. Di Gedung Nanizar Jaman Joenoes ini, kapasitasnya 84 peserta, dari kapasitas semula 126 peserta,” imbuhnya.
Sementara itu, Dr. Solihin menyebutkan bahwa UTBK kali ini memang sangat berbeda. Kepada peserta yang tidak bisa mengikuti ujian karena suhu tubuhnya tidak memenuhi syarat, ia mengimbau peserta mengikuti ujian tahap II. Yakni, dilaksanakan pada tanggal 20-29 Juli 2020.
”Kemungkinan juga nanti jika banyak yang terkendala, UNAIR akan ada kebijakan ujian tahap lain pada Agustus. Lihat kondisi di lapangan seperti apa,” sebutnya.
Menambahkan pernyataan tersebut, Dr Suko Widodo menyebutkan bahwa UNAIR terus memaksimalkan upaya pemenuhan pelaksanaan protokol kesehatan dalam
UTBK tahun ini di seluruh lokasi pusat UTBK UNAIR. Dalam hal yang sangat detail sekalipun. Pergerakan peserta saat masuk ke ruangan, menunggu, termasuk saat keluar. Seluruhnya didasarkan pada asas-asas protokol kesehatan.
Terkait dengan surat imbauan dari Pemkot Surabaya untuk rapid test bagi peserta UTBK, sebut Dr Suko, UNAIR sangat menghormati itu. Meski demikian, upaya mencari jalan tengah agar semua pihak dapat terfasilitasi juga terlindungi terus dibahas seluruh pihak, baik panitia, UNAIR, maupun Pemkot Surabaya. Segala informasi itu akan dipublikasikan melalui akun official.(yul)