SURABAYA, beritalima.com|
Rektor universitas Airlangga M Nasih menjelaskan akun tentang penerimaan mahasiswa baru (maba) di depan awak media di ruang kerjanya, Senin(16/12/2019). Dalam penjelasannya, Nasih mengungkapkan bahwa
hingga Senin (16/12/2019) ini sudah ada 15.700 sekolah yang sudah masuk ke pangkalan data sekolah untuk seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) 2019.
Data secara nasional itu disampaikan Wakil Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang juga Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih.
Nasih mengungkapkan hal itu sebelum bertemu dan bersilaturrahmi dengan para kepala SMA dari Gresik, Lamongan dan Bojonegoro di Kampus C Unair. Dikatakan Nasih, respon sekolah hingga saat ini sudah sangat bagus.
“Itu yang summit ya. Yang sudah permanen sekitar 4 ribu sekolah secara nasional. Sementara untuk siswanya ada 250 ribu yang sudah permanen dari 605 ribu yang mendaftar. Ini data nasional ya, kalau data tiap kampus kami belum pegang,” ujar Nasih.
Dikatakan Nasih, proses pendaftaran SNMPTN 2019 – 2020 ini memang ada sedikit perubahan dibanding tahun sebelumnya. Karena itu, perlunya ada sosialisasi terpadu kepada kepala SMA sederajat yang pembagiannya sudah ditentukan.
“Unair kebagian Gresik, Lamongan dan Bojonegoro. Karena perguruan tinggi negeri di Jatim ini banyak makanya dibagi-bagi sosialisasinya,” jelasnya.
“Yang perlu disosialisasikan lebih lanjut tentang perbedaan SNMPTN kali ini dibanding tahun sebelumnya. Yakni berkaitan dengan kuota SNMPTN yang disesuaikan dengan akreditasi sekolah. Yakni sebesar 40 persen untuk sekolah dengan akreditasi A, 20 persen untuk akreditasi B, 25 persen dan C sebesar 5 persen dari jumlah siswa,”sambung Nasih.
Panitia dalam hal ini akan memutuskan berapa banyak siswa dari satu sekolah yang bisa mendaftar setelah melakukan seleksi dari pangkalan data sekolah dan siswa. Proses selanjutnya akan dikembalikan kepada sekolah, untuk menentukan siswa mana yang akan didaftarkan.
“Misalnya sekolah dengan akreditasi A, maka jatah yang bisa didaftarkan sebanyak 40 persen dari jumlah siswa. Jika jumlah siswa sebanyak 100, maka yang didaftarkan 40 anak,”tambahnya.
“Sekolah yang menentukan anak mana yang mendaftar asal tidak lebih dari 40 anak itu. Kalau dulu, bisa-bisa jatah yang didaftarkan membengkak karena banyak siswa yang nilainya sama. Kalau sekarang, walau nilainya sama, tapi yang didaftarkan hanya 40. Sekolahnya harus menyeleksi dengan tambahan-tambahan pertimbangan tertentu misalnya prestasi akademik dan non akademik di luar sekolah,” jelas Nasih.
Ini dilakukan untuk meminimalisir kecurangan-kecurangan yang disinyalir banyak dilakukan sekolah-sekolah untuk mengatrol nilai siswa. Nasih mengatakan memang panitia menemukan adanya tendensi-tendensi sekolah melakukan hal itu. “Niatnya baik agar siswanya banyak diterima di PTN, tapi caranya yang salah,” tukasnya.
Sementara itu, untuk Unair sendiri SNMPTN ini akan diberikan porsi 30 persen dari total kuota mahasiswa yang diterima.
Tapi 30 persen ini akan dibagi dua yakni 20 persen murni menggunakan data sudah ada sedangkan 10 persen akan menggunakan kriteria tambahan prestasi minimal prestasi secara nasional.
Tahun ini Unair menerima 6 ribuan mahasiswa naik 500 dari tahun sebelumnya yang hanya 5.500 mahasiswa. Penambahan ini selain karena permintaan juga karena Unair memiliki lima program studi baru di bidang teknik.(yul)