UNICEF pimpin pengadaan dan penyediaan vaksin COVID-19, sebuah upaya pengadaan vaksin terbesar dan tercepat di dunia

  • Whatsapp

UNICEF akan bekerja sama dengan produsen dan mitra lain untuk mengadakan vaksin serta pengiriman, logistik, dan penyimpanan vaksin COVID-19 atas nama COVAX Facility

NEW YORK/KOPENHAGEN, Beritalima.com |4 September 2020-UNICEF akan memimpin upaya pengadaan dan penyediaan vaksin COVID-19 sebagai bagian dari rencana vaksin global COVID-19 Vaccine Global Access Facility (COVAX Facility) yang digawangi Gavi, the Vaccine Alliance. Upaya ini boleh jadi merupakan pengadaan dan penyediaan vaksin terbesar dan tercepat di dunia.
Melihat perkembangan potensial sejumlah kandidat vaksin, UNICEF, bekerja sama dengan PAHO Revolving Fund, akan memimpin upaya mengadakan dan memasok vaksin COVID-19 mewakili COVAX Facility kepada 92 negara berpendapatan rendah dan rendah-menengah. 
Pembelian vaksin di negara-negara ini akan didukung oleh mekanisme Gavi COVAX AMC. Selain itu, UNICEF juga akan mengadakan stok vaksin cadangan untuk keperluan respon darurat kemanusiaan. Lebih jauh lagi, UNICEF akan bertindak sebagai koordinator pengadaan untuk mendukung pengadaan vaksin oleh 80 negara berpendapatan lebih tinggi, yang telah menyatakan keinginan untuk berpartisipasi pada COVAX Facility dan akan mendanai pembelian vaksin dari anggaran nasionalnya masing-masing.

Keseluruhan upaya tersebut akan dilaksanakan UNICEF dengan kerja sama erat bersama WHO, Gavi, CEPI, Bank Dunia, Bill and Melinda Gates Foundation, dan mitra-mitra lain. COVAX Facility menyambut partisipasi semua negara untuk memastikan agar setiap negara memiliki akses kepada vaksin COVID-19 yang akan datang.

“Upaya ini adalah kemitraan penuh dan menyeluruh antara pemerintah, produsen, dan mitra multilateral dalam rangka melanjutkan perjuangan melawan pandemi COVID-19 yang penuh pertaruhan,” ujar Henrietta Fore, Direktur Eksekutif UNICEF. 
“Dalam usaha bersama mengadakan vaksin, UNICEF msenggunakan segenap kekuatannya dalam hal memasok vaksin untuk memastikan semua negara memiliki akses yang aman, cepat, dan merata kepada dosis awal yang tersedia kelak,” sambungnya. 

UNICEF adalah konsumen vaksin terbesar di dunia yang mengadakan lebih dari 2 miliar dosis vaksin setiap tahun untuk imunisasi rutin dan upaya respons wabah bagi hampir 100 negara. UNICEF juga merupakan mitra pengadaan utama dari Gavi, the Vaccine Alliance, yang selama 20 tahun terakhir telah menjangkau lebih dari 760 juta anak dengan vaksin yang menyelamatkan nyawa mereka, dan mencegah lebih dari 13 juta kematian. UNICEF akan menggunakan keahliannya dalam membentuk pasar dan dalam pengadaan untuk mengoordinasikan kegiatan mengadakan dan memasok vaksin COVID-19 untuk COVAX Facility. Hal ini berpotensi melipatgandakan volume total pengadaan vaksin oleh UNICEF pada tahun 2021.

Menanggapi pernyataan minat yang diterbitkan UNICEF pada bulan Juni atas nama COVAX Facility, 28 produsen vaksin yang memiliki sarana produksi di 10 negara kemudian mempresentasikan rencana produksi tahunan vaksin COVID-19 hingga 2023. Berdasarkan jadwal yang diindikasikan oleh produsen, durasi proses pengembangan hingga produksi yang akan dilakukan bisa jadi merepresentasikan lompatan keilmuan dan manufaktur yang tercepat dalam sejarah.

Analisis pasar oleh UNICEF, yang dibuat berdasarkan informasi dari pembuat vaksin serta data publik yang tersedia, mengungkap bahwa para produsen vaksin bersedia membuat vaksin secara kolektif dalam jumlah yang belum pernah tercatat sebelumnya dalam 1 hingga 2 tahun ke depan. Akan tetapi, para produsen juga menyatakan bahwa produksi dosis vaksin dalam skala besar akan sangat bergantung pada banyak hal, seperti keberhasilan percobaan klinis, penyelesaian perjanjian pembelian di muka, kepastian pendanaan, dan adanya syarat peraturan dan registrasi yang lebih ramping.

Analisis tersebut juga menyebutkan, antara lain, bahwa produsen bersikap responsif terhadap desain dan tujuan COVAX Facility—pilar utama dari inisiatif ACT-Accelerator, sebuah kolaborasi global yang baru dan inovatif dalam rangka mempercepat pengembangan dan distribusi merata vaksin, diagnostik, dan obat-obatan untuk mengatasi pandemi COVID-19 di semua negara dari semua tingkat pendapatan.

Langkah penting selanjutnya adalah memastikan negara-negara yang memiliki pendanaan sendiri sudah bergabung dengan COVAX Facility pada 18 September. Dengan demikian, COVAX akan dapat mendukung investasi awal untuk meningkatkan kapasitas produksi secara luas, yaitu melalui perjanjian pembelian di muka.

Kerangka alokasi COVAX, yang saat ini sedang disusun oleh WHO, akan memandu UNICEF, PAHO, dan pelaksana pengadaan lain yang bekerja atas nama negara-negara partisipan dalam melaksanakan pemberian pasokan vaksin COVID-19 yang dananya didukung oleh COVAX. Alokasi dosis awal diharapkan dapat diperluas agar berbagai negara dapat mulai memberikan vaksin kepada tenaga kesehatan dan pekerja sosial. Dosis awal akan diikuti oleh tahap-tahap berikutnya sehingga negara peserta dapat memberikan vaksin kepada populasi yang paling berisiko terkena COVID-19.

“UNICEF adalah mitra penting bagi keberhasilan Gavi dalam dua dekade terakhir—UNICEF membantu kami memberikan vaksin yang mampu menyelamatkan nyawa kepada lebih dari separuh populasi dunia,” kata Dr. Seth Berkley, CEO Gavi. 
“Keahlian dan pengalaman itu sangat penting untuk memastikan agar COVAX—sebagai upaya global untuk mengadakan dan memberikan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif secara cepat dan dalam skala besar—bisa melindungi populasi dunia yang paling rentan, di mana pun mereka berada. Bersama-sama, kita bisa mengakhiri tahap akut dari pandemi saat ini, termasuk konsekuensinya yang begitu berat terhadap individu, masyarakat, dan negara,” lanjutnya. 

UNICEF, Gavi, WHO, dan PAHO telah memulai langkah persiapan yang penting untuk memastikan kesiapan negara menerima vaksin. Keempat lembaga bekerja sama dengan mitra dan pemerintah setempat, termasuk:

Produsen peralatan medis untuk merencanakan ketersediaan alat suntik aman dan kebutuhan rantai dingin untuk vaksin,
Menyusun panduan bersama dengan WHO dan mengadakan pelatihan untuk mendukung penyusunan kebijakan vaksinasi dan memastikan penanganan, penyimpanan, dan distribusi vaksin secara tepat, Bekerja sama dengan produsen vaksin untuk mencari solusi pengiriman dan logistik terbaik agar vaksin dapat dikirimkan ke negara-negara penerima dengan cepat dan aman segera setelah dialokasikan,, Mendukung negara-negara penerima vaksin merencanakan pendistribusian vaksin, termasuk menargetkan kelompok paling rentan serta menyiapkan cara pengiriman dan penyimpanan vaksin pada titik-titik pengiriman,


Meningkatkan kerja sama dengan masyarakat sipil dan mitra lokal lain untuk memastikan masyarakat mengetahui dengan baik perihal proses vaksinasi COVID-19, termasuk menetapkan langkah-langkah untuk membangun rasa percaya dan menangkal informasi keliru tentang vaksin COVID-19.(yul) 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait