SURABAYA, beritalima.com | Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menerima kunjungan dari Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (Uniska) Banjarmasin. Berlangsung di Ruang Q210 Gedung Graha Prof. Roeslan Abdulgani kunjungan pada Selasa, (14/2) ini dalam rangka ‘Bench Marking’ yang dilanjutkan dengan sesi diskusi. Uniska Banjarmasin sendiri merupakan perguruan tinggi swasta tertua dan terbesar di Kalimantan Selatan.
Wakil Rektor 1 Untag Surabaya – Harjo Seputro, ST., MT. yang hadir untuk menerima kunjungan tersebut mengaku bahwa kedatangan Uniska Banjarmansin ini menggembirakan dan telah dinantikan sejak lama pasca pandemi Covid-19. Dalam sambutannya Harjo mengatakan, “Di masa MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), kolaborasi adalah kata kunci yang penting. Tentu kami berharap pertemu hari ini bisa memberikan manfaat untuk kemajuan perguruan tinggi kita bersama.”
Ketua YPTA Surabaya – Drs. Ec. Mangapul Silalahi, MM. setuju bahwa kehadiran kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka menjadikan kolaborasi antar perguruan tinggi menjadi penting, “Jika tidak maka akan tertinggal. Apalagi saat ini tantangan pendidik adalah untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan menghadapi persaingan.” Pada kesempatan yang sama, Rektor Uniska Banjarmasin – Prof. Abdul Malik, S.Pt., M.Si., Ph.D. mengaku bangga bisa mengunjungi Untag Surabaya dan ingin menindaklanjuti kerjasama. “Dengan MBKM sesama kampus swasta harus saling kolaborasi. Best practice yang baik bisa diadopsi agar kami yang di Kalimantan bisa maju,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengurus Yayasan Unikska Banjarmasin – Drs. H. Budiman Mustafa berharap dapat berkolaborasi dengan Untag Surabaya khususnya di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi guna mendukung pemeringkatan Uniska Banjarmasin.
Saat ditemui di akhir kegiatan, Kepala Badan Kerjasama Untag Surabaya – Dr. Tri Pramesti, MS. menyebutkan, Uniska Banjarmasin sedang melakukan studi banding di pulau Jawa. “Untuk Untag Surabaya sendiri, tim Uniska Banjarmasin ingin belajar terkait pengelolaan kelas bilingual dan implementasi MBKM.” Pasalnya implementasi MBKM Untag Surabaya yang sukses menjaring 800 peserta diberi apresiasi oleh Kemendikbudristek RI.
Kunjungan Uniska Banjarmasin, imbuh Tri, merupakan adaptasi MBKM, “Dengan kebijakan ini tidak lagi kompetisi antar perguruan tinggi, yang ada adalah kolaborasi. Kunjungan hari ini dalam rangka studi banding.” Ke depan, Uniska Banjarmasin akan menjajaki kerjasama untuk pertukaran dosen dan staf serta kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat. “Dengan Bench Marking ini artinya Untag Surabaya dengan akreditasi A mulai dilihat. Harapannya kita tidak berhenti belajar meski jadi tolak ukur perguruan tinggi lain dan harus meningkatkan kualitas,” tutupnya. (um/rz)