Jombang | beritalima.com – Semakin moncer nama Unwaha setelah melakukan penelitian khususnya bidang mikrobiologi pada pertanian baik dalam negeri, asia maupun mancanegara hingga Prof. Dr. H. Anton Muhibuddin selaku Rektor Unwaha tercatat masuk dalam Top 100 ilmuan pertanian dan kehutanan terbaik dunia tahun 2022.
Prof. Anton dorong civitas dan akademika Unwaha agar kontinyu dalam melakukan penelitian hingga mampu bekerjasama dengan PTN ternama di Indonesia seperti UGM, UB Malang, UI, Unair, IPB, UIN dan sebagainya. Juga kerjasama dengan perguruan tinggi negeri asia seperti Korean University, Yamaguchi University Jepang, Kyoto University, Chulalongkorn Thailand, Rajamangala University Thailand, dan IPM Malaysia.
Dengan demikian Unwaha yang telah bekerjasama dengan lembaga Internasional itu dalam hal pengembangan institusi, pengembangan SDM, kolaborasi penelitian, jurnal internasional, workshop dan kajian, pertukaran dosen dan mahasiswa.
“Makanya saya memimpin (Unwaha) disini bukan hanya sebagai lembaga pendidikan akan tetapi sebagai lembaga riset. Jadi tidak hanya mengandalkan uang SPP untuk operasional tapi dari hasil riset,” jelas Anton, Minggu belum lama ini (21/3/2022).
Ditegaskan Anton dari hasil riset sampai dengan ratusan miliar tergantung kemanfaatan riset. Misalnya menemukan tanaman obat tertentu ternyata bisa mengobati Covid. Nanti industri yang membuat obatnya dari tanaman itu.
“Mereka untung banyak, kita dapat royalti. Ada lagi penelitian kecil senilai puluhan juta hanya bisa memberikan teknologi informasi bagaimana kita menciptakan alat sensor di kelas sehingga ada tidaknya dosen bisa terdeteksi tanpa perlu video,” jelasnya.
Hasil penelitian kata Anton, bisa dalam bentuk buku atau hanya dalam bentuk produknya. Semuanya itu tergantung bagaimana kesepakatan antara peneliti dengan lembaga penerima hasil riset.
“Kenapa saya berani gratis sekolah karena mereka saya didik untuk meneliti. Dari proses pemulangan ada penelitian, saya arahkan hingga berkualitas dan mendapat untung. Ada aspek hukum yang melindungi, dosennya dapat duit kampusnya dapat duit,” tandas Anton.
Menurutnya optimis kampus Unwaha selalu eksis tidak perlu berkembang besar. Hanya saja ditandaskan Prof. Anton penelitian yang dilakukan kampus berbeda dengan penelitian besar tingkat dunia.
“Dari penelitian kampus selalu ada bahkan perpanjang kontrak menjadi 15 tahun, yang per tahunnya Rp2,5 miliar kalau 5 tahun Rp7,5 miliar Sedangkan untuk penelitian besar ke luar negeri didanai dan diberikan alat penelitian yang cukup mahal,” terangnya.
Reporter : Dedy Mulyadi