MOJOKERTO , beritalima.com – Untuk melestarikan seni budaya dan kearipan lokal yang ada di Jawa Timur, pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menerus telah melakukan langkah-langkah strategis, guna untuk melestarikan kesenian Bantengan khususnya dan kesenian budaya lokal pada umumnya.
Bagi pecinta dunia fotografi juga layak menjadikan acara ini sebagai ‘acara wajib’ untuk berburu foto atraktif dan estetik dari para pemain bantengan.
Dalam kaitan ini, Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Jawa Timur melalui Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesenian Jawa Timur (UPT LAB) telah menggelar kesenian Bantengan dari Kabupaten Mojokerto yang berlokasi di Taman Budaya Surabaya pada tanggal 16 Mei 2017.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Mojokerto Novi Rahardjo. SSTP, Msi,”Tujuannya untuk melestarika uri-uri budaya Bantengan, selain itu Bantengan sebagai icon Mojokerto itu juga menujukkan identitas jati diri masyarakat Mojokerto sebagai peninggalan kerajaan Majapahit, artinya dengan berbagai terpaan alam dan dalam kondisi apapun masyarakat Mojokerto sanggup bertahan.
Terkait dengan kurikulum Novi menambahkan tidak hanya Bantengan yang kita ajarkan kepada generasi muda tetapi juga budaya lokal lainnya, khusus untuk Bantengan ini setiap tahun selalu ada semacam festival Bantengan yang diikuti oleh berbagai daerah yang ada dikabupaten Mojokerto.
Kami juga pada hari ini menyiapkan seni tari budaya khusus di Mataram Apensi Regional 4 yaitu seni budaya Sabuk Ali beliau adalah pemeluk agama islam dari Mojopahit yang melarikan diri ke Bali sebagai pemuka agama, seni budaya ini yang kita pentaskan didalam Triatikal teater seperti ini di Mataram hari ini, juga kedepannya nanti coba kita dorong untuk kita sosialisasikan,”tutup Novi. (Untung)