beritalima.com | “ Indonesia sebagai negara maritim memiliki luas perairan sekitar 2/3 dari total luas negara. Di samping itu Indonesia juga berapa negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau dan tersebar luas, sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan moda transportasi perairan sebagai sarana yang membantu dalam memudahkan aktivitasnya. Disamping itu secara khusus Pemerintah RI sudah bertekad mewujudkan perairan Indonesia sebagai poros maritim dunia, yang mana akan berimplikasi pada peningkatan volume lalu lintas perairan. Baik lalu lintas barang maupun lalu lintas orang. Dengan tingginya volume tersebut akan berimplikasi terhadap peluang kemungkinan terjadinya insiden ataupun kecelakaan perairan bisa meningkat pula. Untuk meminimalisir resiko ini, tentu diperlukan upaya – upaya pencegahannya dengan cara menerapkan berbagai aturan nasional maupun aturan internasional. Salah satu cara agar bisa melakukan pencegahan adalah dengan melakukan investigasi kecelakaan perairan menggunakan metodologi investigasi yang komprehensif. Untuk itulah pelatihan “Marine Accident/ Incident Investigation” ini sangat penting untuk diketahui oleh aparat penegak hukum “, ujar Direktur Eksekutif Rumah Para Pecinta Ilmu (RUMPPI) Dede Farhan Aulawi di Bandung, Kamis (26/11).
Kemudian Dede juga menambahkan bahwa setiap insiden, apalagi kecelakaan perairan harus diselidiki karena banyak peraturan yang mengharuskannya, termasuk regulasi internasional seperti ISM Code yang mewajibkannya. Investigasi dengan metodologi yang benar pada dasarnya merupakan strategi untuk meningkatkan keselamatan, karena dengan mengetahui akar penyebabnya maka bisa ditindaklanjuti dengan upaya pencegahan. Jadi semangatnya tidak semata – mata untuk “menghukumi”, melainkan agar bisa mencegah agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali. Standar silabus yang disampaikan sudah sesuai dengan standar internasional seperti di Lloyd’s Maritime Academy, ataupun Middlesex University London.
Pelatihan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk :
– Menyampaikan teknik dan metodologi investigasi yang akan memandu penyelidik saat melakukan analisis akar penyebab dalam mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan tren penyebab kecelakaan
– Membantu penyelidikan berbagai jenis insiden/ kecelakaan perairan, dengan merujuk pada Tanker Management and Self-Assessment (TMSA), serta ISM Code dan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code
– Menyampaikan hal – hal yang terkait dengan program Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan (HSE)
– Memberikan pendekatan terstruktur dalam melakukan investigasi yang bersifat close call (nyaris terjadi), sehingga bisa membantu mengidentifikasi dan mendokumentasikan akar penyebab yang jelas (Apparent Root Causes /ACA) dan analisis akar penyebab (Root Cause Analysis / RCA).
Dengan demikian maka pelatihan ini akan memberikan manfaat berupa tersedianya tenaga terampil yang mampu melakukan investigasi kecelakaan / insiden perairan dengan metodologi yang benar.
Adapun materi yang dibahas dalam pelatihan ini adalah :
– Introduction and Background to Accident Investigation
– The Common Causes of Marine Accidents
– First Principles of Marine Accident Investigation
– Practical Preparation for the Investigation
– Investigation Protocol
– On Site Risk Assessment and Investigation Management
– Data Collection
– Analysis of Data
– The Investigation Report
– Post-Publication of a Marine Accident Report
Untuk mengetahui Informasi Lebih lanjut terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan pelatihan ini bisa menghubungi Ibu Lilis di 0813 1253 5153.