TRENGGALEK, beritalima.com
Usai cuti diluar tanggungan negara karena keperluan kampanye pilkada, hari ini, Senin (7/12/2020) Bupati Trenggalek Mochamad Nur sudah mulai aktif kembali melaksanakan tugasnya. Sejumlah PR (Pekerjaan Rumah) telah menantinya untuk sesegera mungkin ‘digenjot’ diselesaikan.
Satu diantaranya, adalah peningkatan signifikan angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 beberapa waktu terakhir termasuk ‘cluster’ yang ada di RSUD dr. Soedomo Trenggalek.
Disebutkan oleh Nur Arifin, saat ini dari 58 orang pegawai rumah sakit plat merah tersebut setelah dilakukan pemantauan secara kontinyu dan di re-swab ulang maka hanya tinggal 3 orang yang masih positif terpapar.
“Setelah di swab ulang, 55 orang dinyatakan negatif. Jadi masih ada 3 orang yang dinyatakan positif, semoga semakin banyak yang sembuh,” ujarnya.
Ditambahkan Nur Arifin, dengan kesembuhan 55 pegawai itu, maka mereka bisa kembali menjalankan tugas pelayanan seperti biasa. Sebab, rumah sakit merupakan salah pusat layanan masyarakat yang sangat vital sehingga harus diusahakan agar tetap beroperasi dengan normal. “Namun begitu, para pegawai tetap diwajibkan mematuhi protokol kesehatan secara ketat sesuai ketentuan,” sambung bupati.
Masih menurut suami Novita Hardiny itu, khusus dalam penanganan ‘cluster’ pegawai RSUD dr. Soedomo untuk tim medis melakukan pemantauan secara lebih detail terhadap hasil pemeriksaan swab. Salah satunya pada Cycle Threshold (CT) Value, dimana CT-Value ini digunakan untuk menentukan tinggi atau rendahnya kadar virus SARS-CoV-2 dalam tubuh manusia, “Pasien yang memiliki angka CT tinggi, maka proses penyembuhannya akan lebih cepat,” ujar Mas Ipin sapaan akrab dari Nur Arifin.
Memang, lanjut dia, jika merujuk pada aturannya para pasien yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona harus diisolasi atau karantina sekitar 10-14 hari. Akan tetapi, dengan adanya kondisi dan pertimbang tertentu sehingga proses re-swab dipercepat namun tetap tidak melupakan prosedur standarnya.
“La ini kalau kita nunggu sampai 14 hari, rumah sakit bisa lumpuh pelayanannya. Makanya ini kami minta dipercepat swab-nya,” tandasnya.
Bupati menegaskan, mengenai upaya pencegahan ataupun meminimalisir penularan virus SARS-CoV-2 (Corona) sebenarnya merupakan tugas dan tanggung jawab bersama dari seluruh masyarakat. Oleh karenanya, kesadaran serta kedisiplinan masing-masing dalam menerapkan protokol kesehatan sangat diperlukan. Masyarakat pun harus jujur saat dilakukan pengecekan oleh petugas, sehingga para tenaga kesehatan dapat melakukan pencegahan lebih dini.
“Ketika berobat, ditanya apakah baru ke luar kota, harus jujur. Termasuk apakah ada keluarga yang positif, juga harus jujur,” himbau bupati muda tersebut. (her)