Usai Dilantik Harus Bisa Jadi Agen Perubahan di DKI

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Syukuran dan Pelantikan DPD Gerakan Muda Kosgoro DKI Jakarta, Minggu Siang (22/10/2017) dilaksanakan di kantor Pimpinan Daerah Kosgoro DKI Jakarta, Jalan Blora, Jakarta Pusat. Ketua PDK DKI Jakarta, Drs. H. Poppy Purnama Kp. MM.Pem kepada kader DPD GM Kosgoro untuk dapat memenuhi yang dijanjikan. Namun bila tidak sesuai yang diharapkan, kiranya jangan hadir lagi di PDK DKI Jakarta.

Dikatakan Poppy, sejak reformasi, Gerakan Muda Kosgoro mengalami kelimpungan namun menurutnya tetap eksis. Maka dari diharapkan PDK DKI, GM Kosgoro diharapkan dapat menjadi agen perubahan. Jangan sampai dengan yang usia sudah senja masih berupaya untuk menjadi agen perubahan. Hal ini ditegaskan Poppy kepada senior – senior dari gerakan lain yang menggantungkan harapannya untuk untuk menjadi agen perubahan, yang dimulai dari daerah – daerah.

Tegasnya dalam konsolidasi ke daerah nanti bisa nyambung, dan tidak terjebak dengan kegiatan – kegiatan masa lalu. Bagaimana caranya bisa berbuat sesuatu, tidak hanya kader Kosgoro yang datang tapi banyak orang yang datang dari berbagai penjuru ke Kosgoro, terutama pada anak – anak muda.

Lebih lanjut ditegaskan Baroto Isman, Ketua Umum GM Kosgoro, setidaknya harus memiliki pedoman perjuangan Kosgoro sejak tahun 1960, yang dimulai dari gerakan koperasi gotong royong. Oleh karena itu dikatakan Baroto, harus berpegang teguh pada pedoman pengabdian, kerakyatan, solidaritas.

Karena itu, sebagai Ketua Umum GM Kosgoro meminta kepada kader kosgoro manakala tidak bisa menjalankan amanah tolong ditegur. Begitu pula bila keluar rel, mohon dapat dikeluarkan dari mandat.

“Kita harus bisa memperjuangkan, dan harus bekerjasama dengan lapisan masyarakat terutama di Jakarta yang penduduknya majemuk. Hal ini hanya refleksi mengenai perbedaan dalam persatuan,” tandasnya.

Sambung Ekky Delastama yang baru saja dilantik sebagai Ketua DPD GM Kosgoro, menerangkan bahwa DPD GM Kosgoro berada ditengah keterbataaan baik keterbatasan waktu maupun ketebatasan tempat dan lain sebagainya. Acara memang biasa tapi untuk kegiatannya, ia menyatakan bisa luar biasa.

“Saya tidak suka seremoni, lebih baik turun ke lapangan karena saya ingin melihat langsung rakyat lapar. Sering mengikuti kegiatan seremonial tapi untuk berbuat kurang, maka dari itu lebih baik bekerja bekerja bekerja. Pertama harus bersatu, kedua harus membuat kemajuan bersama, dan ketiga melakukan yang kecil tapi menjadi kenyataan dibanding mengharapkan yang besar tapi faktanya hasilnya sedikit tidak seperti yang diharapkan. Kita ingin programnya lebih kreatif menghindari yang negatif,” pungkasnya. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *