BOGOR, beritalima.com – Konsistensi untuk mendapatkan sertifikat jaminan halal, harus membuktikan bahwa perusahaan mampu menjaga konsistensi menjaga produk halal dengan level yang maksimal. Level sertifikasi halal terdiri dari dua bagian yaitu pada level yang minimal dan level sertifikasi yang maksimal. Namun tiga kali berturut – turut memdapat nilai yang sempurna dalam implementasi sistem jaminan halal, maka perusahaan berhak mendapat sertifikat jaminan halal.
“PT. Eka Bogainti yang kita kenal restoran Hoka Hoka Bento Group sudah mencapai level itu, bahwa implementasi sistem jaminan halalnya sudah bisa dipertanggungjawabkan, dan kita menyerahkan sertifikat jaminan halal itu sebagai apresiasi dan mendapat penghargaan dari MUI atas apa yang dikerjakan Hoka Hoka Bento sendiri bukan yang dilaksanakan LPPOM MUI,” tandas Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia ( MUI), Lukmanul Hakim, kepada awak media, Jum’at (26/1/2018) di ruang media center LPPOM MUI, Bogor, Jawa Barat.
Usai penyerahan sertifikat halal dari Direktur LPPOM MUI kepada Farukil Ulum, Ko Halal Internal, Hoka – Hoka Bento Group (PT Eka Bogainti). Lebih lanjut Direktur LPPOM MUI yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Al – Ittihadiyah menghadiri Mukernas dan Milad ke – 83 di Hotel Sahira, Bogor, Jawa Barat. Mukernas yang digelar dua hari itu, 26 – 27 Januari 2018, mengambil tema ‘Revitalisasi dan Konsolidasi Tiga Pilar Al – Ittihadiyah Dalam Membangun Kemandirian Umat’.
“Mukernas yang berlangsung selama dua hari itu dapat menghasilkan pernyataan sikap dan rekomendasi strategis berkaitan dengan masalah keumatan dan kebangsaan. Antara lain terkait masalah Lesbian, Gey, Biseksual dan Transgender (LGBT), penistaan agama, aliran kepercayaan yang masuk dalam Kartu Tanda Penduduk, reformasi agrarian hingga kepemimpinan nasional,” imbuhnya.
Selain isu-isu aktual tersebut, Lukmanul Hakim menyatakan bahwa Mukernas Al Ittihadiyah juga akan membahas hal-hal penting lainnya. Dalam pengabdiannya, Al Ittihadiyah mengusung tiga pilar perjuangan, yakni bidang pendidikan, ekonomi dan kaderisasi. Pada bidang pendidikan, Al Ittihadiyah telah memiliki lembaga pendidikan baik formal maupun informal, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Sedangkan di bidang ekonomi, sebagai tindak lanjut dari Kongres Ekonomi Umat MUI, DPP Al Ittihadiyah sedang merintis lembaga ekonomi di berbagai daerah. Misalnya, toko ritel Lembaga Ekonomi Umat (Leu-Mart), bekerja sama dengan Koperasi syariah dan Lembaga Ekonomi Umat MUI, penjualan berbasis daring bekerja sama dengan Lejel Home Shoping, Korea Selatan.
Ada pula Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), dengan menggandeng beberapa lembaga keuangan, pengembangan agribisnis program domba nasional di Jonggol, Jawa Barat, bekerja sama dengan korporasi nasional Medco Group, program penanaman kacang tanah nasional di Jambi bekerja sama dengan Garuda Food hingga pembukaan lahan sawit di Sumatera yang kelak akan dihimpun melalui wadah koperasi.
Sementara itu di bidang kaderisasi dan dakwah, Lukmanul Hakim mengharapkan agar tokoh-tokoh nasional pada sepuluh tahun mendatang, berasal dari pengkaderan DPP Al Ittihadiyah. Program pengkaderan DPP Al Ittihadiyah diarahkan untuk membentuk calon pemimpin muda yang professional, berakhlak baik dan mampu membawa Indonesia ke kancah persaingan global di berbagai bidang.
“Bagi Al Ittihadiyah, kaderisasi kepemimpinan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses membentuk calon pemimpin bangsa di masa depan yang berintegritas dan berakhlakul karimah,” tegasnya.
Ditambahkan Ketum Al – Ittihadiyah Seiring dengan perkembangan teknologi, untuk memfasilitasi dan memudahkan pengelolaan keanggotaan, sejak setahun lalu Al Ittihadiyah telah mengimplementasikan teknologi informasi.
“Untuk keanggotaan, misalnya, telah tersedia Aplikasi Alittihadiyah-Ku di Playstore platform Android sebagai aplikasi basis data anggota Al Ittihadiyah. Selain itu aplikasi ini juga merupakan salah satu startup bagi pengembangan ekonomi dan bisnis di lingkungan Al Ittihadiyah,” imbuhnya. dedy mulyadi