Usai Sholad Idul Adha, Danpusterad Kurbankan Tiga Ekor Sapi & Sebelas Kambing

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad) Mayor Jenderal TNI Hartomo beserta segenap keluarga besar Pusterad menggelar Sholat Ied Berjamaah dilanjutkan pemotongan hewan kurban, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriah, berlangsung di Lapangan Upacara Mapusterad Jalan Setu Jakarta Timur, Rabu (22 Agustus 2018).

Kyai Haji Drs. Aminullah Jayadi yang bertindak sebagai Khotib pada sholat tersebut mengajak para Sholawat, agar kembali memaknai arti Iklas dalam kehidupan, dimana ikhlas juga mengandung arti meniadakan segala penyakit hati, seperti syirik, riya, munafik dan takabur dalam ibadah. Ibadah yang ikhlas adalah ibadah yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT.

Selain itu, lanjut Kyai, meski besar nilainya di mata manusia, amal tersebut tidak ada artinya di mata Allah bila tidak dibarengi dengan keikhlasan. Namun, sekecil apa pun kebajikan itu di mata manusia, bila dibarengi dengan niat yang baik, maka sangat besar nilainya di hadapan Allah.

Selesai Sholat Ied dilanjutkan acara penyerahan dan pemotongan hewan kurban kepada panitia bertempat di lapangan volly Pusterad.

Dalam sambutan tanpa teks, Danpusterad mengatakan, Tradisi kurban dalam hari raya idul adha memiliki dua dimensi. Pertama, makna qurban memiliki dimensi ibadah-spiritual dan kedua, makna qurban punya dimensi sosial, ujarnya.

Dimensi ibadah dalam tradisi qurban, lanjut Danpusterad, sudah jelas menjadi bentuk ketaatan hamba kepada Tuhannya. Ketaatan itu harus dilandasi dengan rasa ikhlas sepenuhnya, sehingga kita menjadi dekat dengan Allah. Hal inilah yang dimaksud qurban dalam pengertian ibadah, yakni qarib.

Danpusterad melanjutkan, dimensi sosial dalam tradisi qurban sudah bisa dibaca dengan kasat mata bahwa ibadah qurban memberikan kesejahteraan kepada lingkungan sosial berupa daging kurban yang notabene hanya bisa dijangkau kalangan elite.

“Ini berlaku di desa, bukan di kota-kota yang memang sudah terbiasa makan daging. Dengan qurban dari perspektif sosial, ini menjadi bagian dari ketakwaan kita kepada Allah secara horizontal,” imbuh Danpusterad.

Jadi, Allah selalu memerintah hamba-Nya untuk selalu mengharmonisasikan antara ibadah vertikal (hablum minallah) dan ibadah horizontal (hablum minannas). Keduanya berjalan beriringan tanpa ada sekat dan harus senantiasa berdialektika, oleh karena itu bisa kita simpulkan bahwa arti qurban dalam tradisi idul adha memiliki dua makna. “Makna pertama merujuk pada kata qarib yang identik pada ibadah vertikal, dan arti qurban kedua merujuk pada makna kata udhhiyah atau dhahiyyah yang dilekatkan pada ibadah horizontal,” tutupnya.

Dalam kesempatan tersebut, hadir diantaranya Wakil Komandan Pusterad Brigjen TNI Joko Warsito, Sekretaris Pusterad Kolonel Inf Toto Nurwanto, Ir Pusterad, Para Staf Ahli, Para Direktur serta Komandan Satuan Intelijen Teritorial Pusterad Kolonel Inf. I Made Riawan, S. Psi. (Red).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *