Ustadz Aipda Nurkholis, Punya Impian Memiliki Ponpes

  • Whatsapp

TULUNGAGUNG, beritalima.com- Sebagai anggota Korps Bhayangkara, Aipda Nurkholis Aziz, SH sekaligus Bhabinkamtibmas Polsek Rejotangan Polres Tulungagung, dikenal sebagai Ustadz dan khotib di lingkungan rumahnya, Desa Banjarejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Kapolres AKBP Handono Subiakto, SH, SIK, MH, melalui Kasi Humas Polres Tulungagung Iptu Nenny Sasongko menyampaikan, mengapresiasi keaktifan dan inovasi yang dilakukan oleh anggotanya,.Selasa 2 November 2021.

Sebab, tidak hanya bekerja melindungi dan mengayomi masyarakat, Polisi yang satu ini juga dikenal sebagai Khotib, Ketua Ta’mir Masjid dan pemilik Tempat Pendidikan Alquran (TPA).

Hal tersebut disampaikan AKBP Handono saat mengunjungi Ustadz Aipda Nurkholis Aziz di rumahnya. Rumah Aipda dijadikan tempat pendidikan Alquran bagi puluhan santri – santriwati.

Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto mengucapkan apresiasi atas inisiatif yang dilakukan oleh Aziz, berharap, agar kegiatan seperti ini dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

“Terima kasih atas inisiatif dan inovasinya, terus pertahankan dan tingkatan untuk berbuat hal baik seperti ini, semoga apa yang dilakukan Aipda Aziz dapat ditiru Anggota yang lain” ujarnya.

Dihadapan santri Kapolres Tulungagung berpesan, agar santriwan dan santriwati sungguh- sungguh dalam belajar. sebab, puluhan tahun lagi mereka akan menjadi generasi penerus bangsa.

“20 tahun lagi kalian ini para santri akan menjadi generasi penerus Bangsa, maka menuntut ilmu itu wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh,” lanjut Kapolres.

Sementara itu, Ustadz Aziz mengatakan, sejak tahun 2019 yang lalu dirinya sudah mulai aktif mengisi Khotbah Shalat Jumat di lingkungannya.

“Saat itu ditawari untuk ngisi pas Jumat wage tahun 2019, ya saya jalanin”, terangnya.

Tidak hanya menyampaikan pesan keagamaan, dirinya juga menyampaikan ajakan kepada masyarakat untuk bersama menjaga keamanan ketertiban di masyarakat serts menerapkan 3M di masa pandemi seperti ini.

Jika selama ini khotbah sholat jumat disampaikan dengan menggunakan bahasa jawa, dirinya memilih menggunakan bahasa Indonesia dengan alasan agar lebih mudah diterima oleh generasi milenial.

“Kalau khotbahnya pake bahasa Indonesia mas, kalau yang pakai bahasa jawa itu biasanya yang sudah senior, kalau saya pakai bahasa Indonesia, selain itu, biar lebih mudah ditangkap pesannya sama generasi muda,” jelasnya.

disinggung kesiapan menjadi Khotib ustadz, Aziz menyampaikan “Tidak ada persiapan khusus yang saya lakukan sebelum memberi khotbah Sholat Jumat, saya ijin dulu kepada pimpinan kemudian bersiap datang ke masjid lebih awal, mempersiapkan diri, dan menyampaikan khotbah Jumat”, tuturnya.

Kini setelah menjalani peran sebagai khotib di masjid, Aipda mendapat kepercayaan dari masyarakat sekitar untuk menjadi Ketua Ta’mir Masjid Baitul Fattah.

“Kalau kegiatan masjid ya jama’ah rutin terus pengajian rutin malam minggu dan kuliah subuh setelah sholat subuh, 2 kali seminggu itu rutin kita lakukan, ” ucapnya.

Kesibukan diluar kedinasan mendapatkan dukungan penuh dari keluarga, bahkan bersama dengan istrinya telah memiliki lebih kurang 30 santri untuk belajar Iqro hingga hafalan Alquran.

“Awalnya yang belajar ngaji di rumah saya hanya satu anak, terus anak tersebut ngajak teman lainnya, akhirnya semakin banyak yang ikut,” lanjutnya.

Harapan ustadz sangat sederhana, yakni, ingin berbagi dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Salah satunya dengan mengajar membaca tulis dan hafalan Alquran masyarakat sekitar.

“Harapannya, biar bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar, saya bisanya hanya itu, istri saya juga bisanya memberikan itu ya sudah kita berikan kepada masyarakat, siapa tau nanti bisa menjadi Pondok Pesantren,” pungkasnya. (Dst)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait