Jakarta — Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar meminta pemerintah segera mempertimbangkan penutupan akses kedatangan warga negara asing, baik di pintu masuk bandara, pelabuhan maupun perbatasan negara.
Pria yang kini akrab disapa Gus Muhaimin ini menilai, penutupan tersebut sangat perlu dilakukan untuk mengantisipasi varian baru Covid-19 “Omicron” yang mulai merebak di berbagai negara di bagian selatan Afrika serta varian lainnya.
“Saya kira perlu dipertimbangkan (penutupan akses kedatangan WNA). Kita lihat Sejumlah negara mulai menutup akses, terutama dari negara-negara di Afrika Selatan,” kata Gus Muhaimin di Jakarta, Senin, 29 November 2021.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, upaya pemerintah memperketat akses kedatangan pelancong internasional ke Indonesia belum cukup jika melihat lonjakan-lonjakan kasus sebelumnya.
“Kita ini sudah dua kali mengalami lonjakan kasus dan itu karena dibawa WNA atau WNI yang baru balik dari luar negeri. Saya kira ini pelajaran, jangan sampai ada anggapan imported cases berisiko kecil, justru membahayakan dan kian memperberat penanganan pandemi,” tutur Gus Muhaimin.
Di sisi lain, Gus Muhaimin mendukung keputusan pemerintah menambah masa karantina bagi WNA dan WNI yang datang dari luar negeri dari tiga hari menjadi tujuh hari, dan 14 hari bagi mereka yang datang dari 10 negara poin A, yaitu Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Malawi, Angola, Zambia, dan Hong Kong.
Dia juga mendukung penuh pemerintah menerapkan PPKM Level 3 dari tanggal 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Kebijakan itu dinilinya sebagai langkah antisipatif melindungi masyarakat dari penularan Covid-19, terutama saat libur Nataru.
“Saya dukung penambahan masa karantina dan juga PPKM Level 3 saat Nataru. Pokoknya jangan sampai menyebabkan kasus COVID-19 kembali naik saat libur Nataru. Akibatnya akan berdampak buruk bukan dari sisi kesehatan saja tapi perekonomian jadi tidak berjalan,” tegas Gus Muhaimin.
Gus Muhaimin juga mendorong pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi untuk meningkatkan herd immunity. Di samping itu, dia mengimbau masyarakat tidak memilah-milah jenis vaksin karena semua jenis vaksin yang disediakan pemerintah adalah vaksin terbaik.
“Kalau masyarakat peduli dan disiplin protokol kesehatan, maka COVID-19 ini bisa dicegah dan tidak terjadi gelombang ketiga,” tukas Gus Muhaimin.( ar