SURABAYA, Beritalima.com|
Beberapa waktu lalu publik sempat dikejutkan dengan kisah bayi yang viral di media sosial. Bayi viral tersebut berusia 34 hari, dengan dalih bermanfaat untuk kesehatan, nenek si bayi memberikannya racikan susu kambing yang dicampur dengan sarang madu. Namun bukan bermanfaat bagi kesehatan, racikan tersebut mengakibatkan bayi mengalami masalah pencernaan.
Menanggapi hal tersebut Dr. Risa Etika, dr., SpA(K) mengatakan bahwa bayi yang usianya kurang dari 6 bulan maka nutrisi yang tepat untuk diberikan hanyalah Air Susu Ibu (ASI).
“Jika usianya lebih dari 6 bulan sampai 2 tahun maka bayi bisa diberi asupan ASI ditambah dengan makanan pendamping ASI,” ujarnya.
American Academy of Pediatrics bahkan tidak merekomendasikan pemberian susu kambing kepada bayi dibawah 1 tahun karena akan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan anemia.
Meski zaman sudah berkembang, mitos-mitos perihal nutrisi bayi masih tetap eksis di kalangan masyarakat. Peninggalan nenek moyang terdahulu selalu menjadi alasan pemberian nutrisi yang asal-asalan terhadap bayi. Padahal pemberian nutrisi yang asal-asalan inilah yang ternyata dapat membahayakan bayi itu sendiri.
“Susu kambing, sarang madu, tajin, pisang yang dilembutkan, air kelapa muda, air gula tidak direkomendasikan untuk diberikan kepada bayi. Bayi ususnya belum bisa mencerna komponen gula. Jika tetap diberikan akan mengakibatkan Necrotizing Entero Colitis atau kegawatan usus, ini yang bisa menyebabkan bayi meninggal,” terang Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tersebut.
dr. Risa mengatakan jika ibu khawatir akan berat badan bayinya dan ingin menambah berat badannya, cara yang bisa dilakukan adalah pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan.
“ASI itu ajaib karena komposisi lemak di ASI ada di tetes terakhir. Jika ibu meneteki sampai tetes terakhir, bayi yang mendapat ASI eksklusif akan meningkat berat badannya. Tidak kurus dan tidak obesitas,” paparnya.
Selain dapat menambah berat badan bayi, pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan menjadi cara yang bisa ditempuh ibu agar dapat menciptakan pertumbuhan bayi yang optimal.
“Grafik bayi yang diberi ASI eksklusif dilihat dari buku kesehatan ibu dan anak akan berada pada garis pertumbuhan normal artinya tumbuh kembangnya juga optimal,” tutup Risa.
UNAIR sebagai universitas terbaik di Indonesia berkomitmen mendorong civitas akademika untuk berkontribusi kepada masyarakat luas. (Yul)