Virus Corona Lambda Apa Lebih Rentan Terhadap Vaksin?

  • Whatsapp
Dr. dr. Robert Arjuna MD PhD

Oleh :
DR.dr.Robert Arjuna FEAS*
Indonesia merupakan negara ke4 dalam peta penyelenggara vaksinasi sedunia karena pemerintah peka dan sayang pada segenap rakyat Indonesia agar cepat bangkit membentuk Herd Immunity, rakyat sehat negara kuat, jangan lagi bimbang dan ragu ,mengenai berita hoax vaksinasi atau berita bahwa vaksin mengandung babi para kaum muslimin
dilarang keras suntik harus dihindari
Kemunculan varian Lambda menambah daftar varian baru Corona yang sudah menyebar di banyak negara di dunia. Daftar varian yang kini banyak diketahui masyarakat terdiri dari varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, hingga Kappa.
Para ahli ilmuwan jadi binggung bahwa virus gampang bermutasi dari Alfa, Beta, Gamma ,Delta dan Lambda bahkan jenis lainnya sampai saat ini belum ada zat antinya berbagai jenis vaksin udah dicoba katanya jenis virus cotona lambda lebih rentan terhsdap vaksin, apa benar? Sehingga sampai saat ini Pemerintah kita menetapkan bagi tenaga kesehatan diberikan vaksinasi booster Moderna bagi kaum nakes agar terlindungi dari infeksi virus yang mengganas.

COVID-19 varian yang ditemukan sebelumnya, yakni varian Alfa, Beta, Delta, dan Gamma COVID-19 Varian Lambda
kini sudah dikategorikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai varian yang perlu diwaspadai (variants of concern).Klasifikasi ini menunjukkan bahwa varian-varian tersebut telah terbukti lebih menular berisiko menyebabkan gejala COVID-19 yang lebih parah a sulit diobati .Karena COVID-19 varian Lambda diprediks menyebar lebih cepat, menyebabkan gejala COVID-19 yang lebih parah, menurunkan ekfektifitas vaksin COVID-19.Virus Corona penyebab COVID-19 masih terus bermutasi menghasilkan berbagai varian baru. COVID-19 varian Lambda adalah salah satu varian mutasi virus Corona yang mulai banyak ditemukan di berbagai negara belum terkonfirmasi masuk ke Indonesia.

APA ITU VARIAN LAMBDA?
COVID-19 varian Lambda atau C.37 pertama kali diidentifikasi di Peru pada bulan Desember tahun 2020. COVID-19 varian Lambda memiiliki 2 mutasi pada domain pengikat reseptor protein spike virus SARS-CoV-2, yakni mutasi L452Q dan F490S.Virus Corona varian Lambda pertama kali banyak ditemukan di negara Amerika Selatan. Namun, virus ini diketahui telah menyebar ke berbagai negara lain, seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada. Namun, hingga saat ini, belum terdapat bukti yang cukup akan hal-hal tersebut. Oleh sebab itu, penelitian dan pengawasan masih terus dilakukan untuk memastikan apakah COVID-19 varian Lambda lebih berbahaya dari varian lainnya atau tidak.tidak menutup kemungkinan COVID-19 varian Lambda akan diklasifikasikan sebagai variant of concern. Hal ini bisa terjadi, jika kelak COVID-19 varian Lambda terbukti lebih mudah dan cepat menular atau menyebabkan gejala COVID-19 yang lebih berat
Gejala COVID-19 varian Lambda tidak jauh berbeda dengan gejala COVID-19 pada umumnya, yaitu demam, batuk, pilek, nyeri otot, sakit kepala, lemas dan gangguan indera penciuman (anosmia).

CIRI VIRUS LAMBDA:
1. Terdeteksi pertama kali di Peru
Varian Lambda yang dikenal sebagai strain C37 ini pertama kali terdeteksi di Peru pada Agustus 2020 lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengklasifikasikan varian Lambda sebagai variant of interest (VoI) di tingkat global hal itu dilakukan WHO karena menganggap varian Lambda memiliki mutasi dengan implikasi yang dicurigai bisa meningkatkan risiko penularan dan tingkat keparahannya serta sudah terdeteksi di banyak negara.
2. Punya mutasi yang berpotensi lebih menula
Meski belum diketahui pasti varian Lambda jauh lebih mudah menular, para ilmuwan menemukan bahwa varian ini membawa sejumlah mutasi. Mutasi tersebut berpotensi menyebabkan peningkatan penularan atau peningkatan resistensi terhadap antibodi, baik yang diberikan oleh vaksinasi maupun dari infeksi sebelumnya.Salah satu mutasi yang diidentifikasi dalam galur Lambda disebut para peneliti sebagai T859N. Selain itu, ada mutasi lain yaitu L452Q yang dilaporkan miri dengan mutasi pada varian Delta dan Epsilon yang diyakini bisa mempengaruhi kerentanan terhadap antibodi.
3. Efek terhadap vaksin Corona
Para peneliti di NYU Grossman School of Medicine menguji efektivitas vaksin dengan platform mRNA, seperti vaksin Pfizer dan Moderna terhadap varian Lambda. Menurut hasil mereka, ada ‘resensi parsial terhadap netralisasi’, tetapi tidak menyebabkan hilangnya perlindungan yang signifikan terhadap infeksi pada individu yang sudah divaksinasi dengan kedua vaksin tersebut.
4. Gejala varian Lambda
Belum ada penelitian spesifik yang menunjukkan bahwa gejala varian Lambda ini berbeda dengan gejala dari varian yang lain. Beberapa gejala yang umumnya muncul saat terinfeksi varian Lambda maupun varian lainnya terdiri dari:demam-batuk terus menerus kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa

Virus corona varian Lambda ini masih diberikan label berupa “Variant of Interest” oleh Organisasi kesehatan Dunia dibandingkan dengan “Variant of Concern”. Hal ini membuat banyak orang tidak menyadari jika jenis virus ini dapat menimbulkan masalah yang serius. Saat dibiarkan, ancaman berkelanjutan mungkin saja kembali terjadi.WHO menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 yang sudah ada saat ini masih mampu dan efektif membentuk respons imunitas tubuh terhadap virus SARS-CoV-2 dan variannya, termasuk varian Lambda.Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang membahas mengenai efektivitas vaksin COVID-19, seperti vaksin Astrazeneca dan vaksin mRNA, terhadap COVID-19 varian Lambda. Riset ini menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 dalam dosis lengkap tetap bisa memberi perlindungan terhadap COVID-19 varian Lambda dan virus Corona jenis varian lainnya.Selain itu, penting untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku, seperti memakai masker, sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak fisik dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, guna mencegah penularan penyakit COVID-19.
Meski begitu, belum ada informasi yang jelas jika virus corona varian Lambda ini lebih berbahaya dibandingkan varian delta atau tidak. Hal yang perlu dilakukan adalah pastikan kamu selalu mematuhi protokol kesehatan pakai masker 2 lapis jaga jarak rajin cuci tangan mengonsumsi kebutuhan vitamin harian. Jangan menyerah hadapi covid menyerang ngan pernah lupa untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 agar dampak buruknya dapat ditekan saat terkena.
Semoga!
RobertoNews 1023 : 《6.9.21(14,40)》
• Praktisi Dokter dan Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait