MADIUN, beritalima.com- Permasalahan kemiskinan merupakan tantangan utama pembangunan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu, dibutuhkan sinergitas program-program dari lintas OPD. Diantaranya program pemberdayaan masyarakat dan tidak harus semua difokuskan ke infrastruktur.
Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto, saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPD) Kabupaten Madiun,di Pujasera, Jiwan, Selasa 30 November 2021.
Wabup berharap, melalui kegiatan ini, upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Madiun dapat terwujud. Selaku Ketua TKPD Kabupaten Madiun, wajar jika ia minta ada sinergitas program-program di OPD dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
“Contoh, PU bisa melaksanakan program infrastrukturnya untuk mengurangi beban masyarakat. Seperti desa di Kare, masyarakatnya kalau hendak ke kecamantan atau pasar harus menempuh jarak 15 kilometer. Dengan programnya PU, sekarang mereka tinggal menempuh 5 kilometer. Ini bisa mengurangi beban masyarakat,” tutur H. Hari Wuryanto.
Wabup juga berharap, penurunan kemiskinan di Kabupaten Madiun bisa mencapai 1 persen per tahun. Namun akibat adanya pandemi, otomatis kemiskinan meningkat lagi.
Menurutnya, dari tahun ke tahun angka kemiskinan di Kabupaten Madiun ada penurunan. Tahun 2016, angka kemiskinan 14 persen dan turun terus hingga 2019 tinggal 10,54 persen. Namun di tahun 2020 meningkat lagi menjadi 11,46 persen akibat pandemi.
“Kita berharap kedepan angka kemiskinan kita bisa turun lagi, minimal menjadi satu digit-lah,” ungkapnya.
Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan tahun 2021, lanjutnya, berpedoman pada Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai panduan dari upaya konsistensi Pemkab Madiun dalam penanggulangan kemiskinan supaya lebih efektif, efisien, tepat sasaran dan terintegrasi.
Dalam kegiatan yang diikuti 40 peserta dari OPD, kecamatan, CSR dan Pemdes ini, menghadirkan narasumber, Prof. Dr. Bagong Suyanto, guru besar Fisip Unair, dan Dr. Suko Widodo, pakar komunikasi publik. (Dibyo).
H. Hari Wuryanto (pakai peci).