Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Wadan Lantamal) V Kolonel Marinir Nana Rukmana, S.E. menyambut kedatangan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Kerajaan Belanda Lieutenant General (MNCR) ROB VERKERK dalam acara ziarah ke Makam Kehormatan Belanda, Kembang Kuning, Surabaya, rabu (1/3).
Kasal Kerajaan Belanda tersebut, meletakkan karangan bunga atas nama Angkatan Laut Kerajaan Belanda, di makam Kembang Kuning. Tampak hadir keluarga korban peristiwa peperang Laut Jawa tahun 1942, masyarakat Belanda dan anggota perkumpulan Indo Belanda.
Hadir pula para pejabat Konsulat Belanda di Surabaya Sylvia Pangkey, Presiden Oorlogsgravenstichting Piet Hein Donner, Direktur Umum Oorlogsgravenstichting Theo Vleugels, dan Direktur Oorlogsgravenstichting Indonesia Robbert van de Rijdtpara, Capt (N) Schot ( Komandan Zr Ms Karel Doorman ), Capt (N) Fe Bruijn (Aspers Kasal Belanda), (Col Rene Pals NLD Defat, Royal Australian Navy Commodore Robert Plath Defense éttaché, Royal Navy Rear Admiral Simon Ancona CBE QCV S Assistant Chief of the Defence Staff Defence Engagement, United States Navy Rear Admiral Donald D. Gabrielson Commander Task Force 73) Atase Pertahanan dari negara-negara yang dulu tergabung dalam American-British-Dutch-Australian (ABDA) Command serta pejabat dari TNI Angkatan Laut. Mereka semua juga akan meletakkan karangan bunga.
Kegiatan di Kembang Kuning ini untuk mengenang peristiwa yang terjadi lebih dari 70 tahun lalu. Saat itu, Desember 1941, Jepang melakukan serangan kejutan dengan menghantam armada Amerika Serikat di Pearl Harbor. Sebagai balasannya, Belanda, Inggris, Australia dan Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Pasca penyerangan ke Pearl Harbor, keberhasilan pasukan Jepang seperti tak bisa dihentikan. Setelah jatuhnya Hong Kong, Filipina, Malaka, dan Singapura, Hindia Belanda menjadi sasaran yang menarik bagi Jepang.
Pada Februari 1942, Surabaya adalah pangkalan Angkatan Laut utama Sekutu di Asia Tenggara. Dalam tiga hari terakhir pada Februari itu, lebih dari 2000 pelaut dari berbagai negara tewas di laut untuk mempertahankan pangkalan ini.
Pada 26 Februari 1942, sebuah skuadron angkatan laut Sekutu, yang terdiri dari kapal Belanda, Inggris, Amerika dan Australia, dan dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman dari AL Kerajaan Belanda, meninggalkan pangkalan untuk menghentikan invasi Jepang ke Jawa Timur.
Pasukan sekutu itu terlibat pertempuran dengan armada Jepang di utara Surabaya, pada 27 Februari 1942. Tiga kapal perang Belanda, HNLMS Kortenaer, HNLMS Java dan HNLMS De Ruyter tenggelam dalam pertempuran tersebut. Sebanyak 915 prajurit tewas, termasuk Laksamana Doorman.
Pemakaman Kembang Kuning adalah tempat peristirahatan terakhir bagi banyak korban sipil dari kamp-kamp di Jawa Timur, serta personil militer Belanda. Secara total, lebih dari 5.000 orang dikubur di sini. Kembang Kuning juga disebut sebagai taman pemakaman Angkatan Laut, dengan monumen Karel Doorman di tengahnya. Nama-nama dari 915 prajurit Angkatan Laut yang meninggal dalam Pertempuran Laut Jawa terukir di plakat perunggu di belakang monumen itu.
Di komplek makam tersebut memang dibangun monumen khusus untuk memperingati pertempuran Laut Jawa. Monumen itu adalah Monumen Karel Doorman. Karel Willem Frederik Marie Doorman adalah kapten HNLMS De Ruyter yang turut tenggelam bersama dua kapal belanda lainnya, HNLMS Kortenaer dan HNLMS Java.
“Kami ke sini untuk memperingati gugurnya para prajurit di Laut Jawa pada 27 February 1942,” ujar Duta Besar Belanda Rob Swartbol. Rob mengatakan, selain memperingati yang sudah terjadi 75 tahun lalu, secara pribadi peristiwa itu merupakan sebuah pelajaran yang tidak bisa dilupakan. Dari peristiwa itu bisa diingat tentang masa lalu dan juga masa depan. “Sekarang kami terus bekerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk sejarah maritim,” kata Rob.