Wafat Isa Al Masih dan Paskah Berkaitan dengan Tiga Agama

  • Whatsapp

Catatan: HM Yousri Nur Raja Agam *)

TIGA agama besar di dunia — Islam, Nasrani dan Yahudi — terkait dengan peristiwa “Wafat Isa Al Masih atau Yesus Kristus.

Pada tahun 2025, peringatan Wafat Isa Al Masih alias Yesus Kristus, jatuh tanggal 18 April yang ditetapkan sebagai hari libur nasional. Berikut hari Paskah atau Kebangkitan Yesus Kristus 20 April.

Ada pertanyaan dari umat Islam, apakah Nabi Isa Alaihis Salam (AS) sudah wafat? Pertanyaan ini banyak muncul, saat membahas kisah para rasul dan nabi-nabi terdahulu.

Nabi Isa AS merupakan sosok mulia yang diakui dalam berbagai agama, termasuk Islam dan Nasrani atau Kristen. Ada perbedaan mengenai riwayat Nabi Isa AS atau Isa Al Masih, yang juga disebut Yesus Kristus, antara Islam dan Kristen atau Kristiani. Bahkan juga, tentang status kehidupannya sampai sekarang.

Kisah Nabi Isa AS dalam ajaran Islam, memiliki posisi istimewa. Ada perbedaan dengan yang diyakini umat Kristen. Penjelasan ini tidak hanya bersumber dari Al-Qur’an, tetapi juga diperkuat oleh berbagai hadis.

Menurut keyakinan umat Nasrani, Nabi Isa Al Masih atau Yesus Kristus, sudah wafat. Sedangkan Umat Islam meyakini bahwa Nabi Isa AS belum wafat. Allah SWT hanya mengangkatnya ke langit, saat dulu hendak dibunuh oleh umat Yahudi.

Pada Al-Qur’an, dijelaskan bahwa Nabi Isa telah diangkat Allah ke langit, sedangkan yang dibunuh di sana kala itu merupakan Yudas Iskariot. Ia adalah salah satu umat Nabi Isa yang berkhianat, kemudian mukanya diserupakan dengan Nabi Isa atas kehendak Allah SWT.

Adapun kisah pengangkatan Nabi Isa ke langit pernah dijelaskan melalui Al-Quran surat An-Nisa ayat 157.
Berikut terjemahan ayatnya: “Dan Kami hukum juga mereka karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam,” yang mereka ejek dengan menamainya Rasul Allah padahal mereka tidak beriman kepadanya. Mereka mengatakan telah membunuhnya, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi diserupakan bagi mereka orang yang dibunuh itu dengan Nabi Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya, yakni tentang Nabi Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang hal, yakni pembunuhan, itu.

Selain itu, kisah pengangkatan Nabi Isa AS juga dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Menurutnya, Nabi Isa ‘alaihissalam masih hidup. Terdapat dalam hadis shahih bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya:

Artinya: “Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam ‘alaihissallam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah ruah harta benda, hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” (HR Bukhari, no. 3448).

Nabi Muhammad SAW Bertemu Nabi Isa AS Pada peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW dikisahkan bertemu dengan beberapa Nabi pendahulunya di langit. Adapun salah satunya adalah Nabi Isa ‘alaihissalam.

Saat itu, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Isa dalam bentuk jasad dan ruhnya sekaligus. Ini berbeda dengan Nabi-Nabi lain yang juga ditemui, tetapi hanya ruhnya saja, sedangkan jasad mereka masih ada di bumi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa Nabi Isa AS belum wafat. Adapun saat ini beliau masih hidup di langit dan akan turun kembali ke bumi menjelang kiamat.

Kisah tersebut tentu berbeda dengan keyakinan umat kristiani yang menyebut Isa telah meninggal disalib. Lagi, ini menjadi bagian dari akidah Islam yang membedakan antara kisah Isa AS dalam Islam dan narasi dalam agama-agama lain.

Jadi, terjawab sudah pertanyaan “Apakah Nabi Isa AS sudah wafat?” Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam

Versi Nasrani

Memang ada beda tipis, juga ada yang menyatakan sangat berbeda antara Islam dengan Nasrani atau Kristen. Bagi umat Kristiani, memang diyakini Isa Al Masih wafat pada Hari Jumat. Kemudian Bangkit pada hari ketiga setelah wafat, yakni hari Minggu yang disebut sebagai Paskah atau Kebangkitan Isa Al Masih.

Peringatan Wafat Yesus Kristus sebelumnya disebut Wafat Isa Almasih. Perubahan nomenklatur Isa Almasih menjadi Yesus Kristus, sebagai hari libur nasional ini ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Januari 2024.

Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Hari-Hari Libur. Pada Keppres tersebut, penggunaan kata Isa Al Masih pada hari libur nasional diubah menjadi Yesus Kristus.

Hari libur nasional yang yang mengubah nama Isa Al Masih, juga sebutan, hari libur nasional Kelahiran Yesus Kristus, Wafat Yesus Kristus, Kebangkitan Yesus Kristus (Paskah), dan Kenaikan Yesus Kristus. Perubahan itu berdasarkan usulan dari Kementeruan Agama (Kemenag).:Usulan itu, sesuai permintaan umat Kristen dan Katolik.

Ada tiga rangkaian suksesi peringatan Wafat Yesus Kristus ini. Pertama, disebut Kamis Putih. Kedua, Hari Jumat Agung, dan Ketiga, Sabtu Suci. Tiga hari; sebelum sampai setelah Wafat Yesus disebut Tri Suci Paskah. Nah, Hari Minggu, disebut Paskah atau Kebangkitan Yesus Kristus.

Pada tahun 2025, tanggal Tri Hari Suci itu berbeda dengan tahun 2024. Setahun yang lalu, Kamis Putih pada Kamis, 28 Maret 2024 dan sekarang 17 April 2025. Peringatan Wafat Yesus Kristus Hari Jumat Agung tahun 2025 ini tanggal 18 April 2025 dan tahun lalu, pada 29 Maret 2024. Sedangkan di tahun 2025 ini, Sabtu Suci pada Sabtu, 19 April 2025 dan 30 Maret 2024 lalu. Puncak peringatan Paskah yang disebut Kebangkitan Yesus Kristus tahun 2025 ini pada Minggu, 20 April dan tahun lalu 31 Maret 2024.

Berbeda Tiap Tahun

Berbeda dengan Natal yang selalu dirayakan setiap 25 Desember, perayaan Paskah dalam kalender Kristen justru kerap berubah-ubah setiap tahun. Hal ini kerap menimbulkan pertanyaan dan kontroversi.

Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) mencatat bahwa kematian Yesus Kristus berlangsung bersamaan dengan perayaan Paskah Yahudi. Namun, Injil Yohanes menyajikan kronologi yang berbeda terkait waktu peristiwa itu.

Pada Injil Yohanes, penyaliban Yesus terjadi tepat pada Paskah, yaitu 14 Nisan dalam kalender Ibrani.
Artinya, Yesus disalibkan sebelum malam Paskah Yahudi dimulai, yaitu saat anak-anak domba Paskah sedang disembelih di Bait Allah.

Sebaliknya, Injil Matius, Markus, dan Lukas menyatakan Yesus sempat menikmati jamuan Paskah bersama sejumlah murid-Nya. Penyaliban kemudian terjadi sehari setelahnya, yakni pada 15 Nisan. Versi Injil Sinoptik, penyaliban berlangsung setelah makan malam Paskah.

Perbedaan ini membuat beberapa generasi setelah kematian Yesus memunculkan berbagai pandangan tentang waktu yang tepat untuk memperingati kematian dan kebangkitan Isa Al Masih atau Yesus Kristus itu.

Sejak awal sejarah Kekristenan, Paskah memang tidak memiliki tanggal tetap. Di abad-abad pertama, gereja-gereja di berbagai wilayah, seperti di Asia Kecil (sekarang wilayah Turki), merayakan Paskah pada 14 Nisan, bertepatan dengan Paskah Yahudi, tanpa memedulikan hari dalam pekannya. Tradisi ini dikenal sebagai Quartodecimanisme.

Namun, perbedaan waktu perayaan ini tidak luput dari kontroversi. Perdebatan mengenai tanggal Paskah bahkan sempat menimbulkan perpecahan kecil di tubuh gereja awal.

Situasi ini mendorong Kaisar Romawi Konstantinus Agung untuk menyelenggarakan Konsili Ekumenis Pertama di Nicea pada 325 Masehi. Salah satu tujuan utama konsili ini adalah menyeragamkan praktik keagamaan umat Kristen, termasuk penentuan tanggal Paskah.

Konsili Nicea mengambil keputusan penting, yaitu Paskah harus dirayakan pada hari Minggu. Paskah tidak lagi bergantung pada kalender Yahudi dan ditentukan berdasarkan hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama pasca-ekuinoks musim semi, yakni setelah 21 Maret.

Dalam konteks Computus (penetapan tanggal Paskah), titik acuannya adalah ekuinoks musim semi yang ditetapkan saat ini pada 21 Maret. Secara astronomis ekuinoks bisa terjadi pada 19 atau 20 Maret. Melalui metode ini, perayaan Paskah diharapkan dapat berlangsung secara serempak di seluruh dunia Kristen.

Kendati prinsip Konsili Nicea diterima luas oleh Gereja Barat dan Timur, namun Gereja Ortodoks tetap menggunakan kalender Julian, warisan Kekaisaran Romawi. Berdasarkan sistem ini, ekuinoks musim semi dianggap jatuh pada 21 Maret Julian. Ini, setara dengan 3 April dalam kalender Gregorian.

Jadi, inilah yang menyebabkan penetapan, tanggal perayaan Paskah Gereja Timur sering berbeda dengan Gereja Barat.

Versi Yahudi

Lain lagi dengan perayaan Paskah Yahudi. Kaum Bani Israil ini, menyebutnya Pesach, yaitu perayaan agama Yahudi yang berlangsung pada tanggal 15 hingga 21/22 Nisan dalam kalender Yahudi.

Nama ini berasal dari domba Paskah, yang disembelih orang Yahudi untuk menghindari wabah kesepuluh. Paskah berasal dari cerita wabah dalam Alkitab dan diperingati untuk mengenang pembebasan budak Yahudi dari Mesir.
Salah satu wabah yang terjadi, adalah kematian setiap anak sulung, termasuk hewan ternak, saat malaikat maut melintasi rumah-rumah di Mesir.

Orang Yahudi mengikuti perintah untuk menyembelih domba dan mengoleskan darahnya di atas pintu rumah. Mereka yakin, diberi jaminan malaikat maut akan melewati rumah mereka, tanpa membunuh anak sulung mereka.

Paskah Yahudi dirayakan selama tujuh sampai delapan hari. Seder Paskah adalah sebuah acara makan yang dirayakan pada hari pertama Paskah. Keluarga berkumpul untuk makan, minum anggur, dan berdoa.

Istilah ‘seder’ berarti tata tertib, mengacu pada urutan yang dijelaskan dalam Haggadah, yaitu teks Yahudi yang menjelaskan tata cara perayaan Paskah. Membacakan Haggadah kepada anak-anak merupakan bagian penting dari perayaan tersebut, sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab suci: (*)

*) Yousri Nur Raja Agam — Wartawan Senior — Penasehat FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) Jawa Timur

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait