Tulungagung, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak kader Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk selalu menerapkan mindset positif dan visioner. Penerapan kedua hal tersebut bisa dikembangkan untuk memaksimalkan potensi ekonomi daerah.
Hal ini Wagub Emil sampaikan saat Thoriqoh Kebangsaan PMII sebagai rangkaian dari Musyawarah Pinpinan Nasional PMII di Universitas Islam Negeri Syaif Ali Rahmatullah Tulungagung, Jumat sore (18/11).
Ia pun mencontohkan penerapan mindset positif dengan perumpamaan sebuah gelas yang terisi setengah penuh atau setengah kosong. Dalam hal ini, kader PMII sebagai generasi muda bangsa harus bisa melihatnya sebagai setengah penuh.
“Kita bisa dorong daerah-daerah yang berlokasi di ujung pulau, seperti Tulungagung, dengan memandang bahwa gelas kita setengah penuh. Kalau mindset kita memandangnya setengah penuh, maka berada di pesisir selatan bukanlah kesulitan karena jauh dari mana-mana, tetapi keuntungan karena kita berada terdepan di pesisir selatan,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Wagub Emil pun menegaskan bahwa Kabupaten Tulungagung berada di posisi terdepan menghadap Samudra Hindia. Dengan itu, Tulungagung memiliki potensi khusus yang berbeda dari daerah-daerah lainnya. Di tambah, posisinya yang berada di lereng Gunung Willis memberikan potensi ekonomi di bidang jasa, perdagangan, dan pariwisata.
Sehubungan dengan itu, Mantan Bupati Trenggalek itu menyebutkan, bahwa pembangunan infrastruktur harus menjadi perhatian khusus dan diperjuangkan oleh generasi muda. Generasi muda harus memiliki pemikiran yang visioner dalam mengembangkan infrastruktur.
“Ada enam kabupaten di Lereng Wilis, maka potensi ekonominya berbasis jasa, perdagangan, dan pariwisata. Karena itu infrastruktur dan aksesnya harus dibangun, diperluas,” jelasnya.
Ia pun menyarankan penerapan model kepemimpinan strategis, yaitu modelling, pathfinding, aligning, dan empowering.
“Modelling, mencari pembangunannya mengarah kemana dan membangun kepercayaan dengan pihak-pihak terlibat serta masyarakat. Lalu pathfinding, yaitu menyatukan pandangan. Aligning berhubungan dengan penerapan sistem yang tepat, dan Empowering berfokus pada eksekusi serta hasil yang ingin dicapai,” jelasnya.
Emil berharap, dengan pandangan optimis ini, Mataraman bisa menjadi jalur ekonomi yang turut berkontribusi pada perekonomian Jatim. Sehingga, perputaran ekonomi Jatim tidak hanya berpusat di bagian utara.
“Kawasan ini memiliki potensi untuk didorong menjadi kawasan dengan ekonomi yang maju. Saya optimis kader-kader PMII dapat menjadi intelektual yang balanced. Meningkatkan nilai tambah di pesisir selatan Jawa Timur,” pungkasnya.
(red)