Sidoarjo, beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendukung penuh generasi muda Jatim menjaga pemberdayaan masyarakat pesisir. Pemberdayaan masyarakat pesisir dapat menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi di Jatim. Utamanya melalui peningkatan dan diversifikasi produk ekspor.
“Kami di Jatim siap untuk mensupport sebaik mungkin generasi muda di Jatim untuk menjadi lebih detail dalam pemberdayaan masyarakat pesisir,” ungkapnya dalam pelepasan Kontainer Aruna Crab dan peresmian Aruna Zero Waste Hub di PT. Nirwana Segara, Sidoarjo, pada Kamis (10/2).
Emil memaparkan, pemberdayaan masyarakat pesisir tersebut mampu menghasilkan ekspor perikanan Jatim berkontribusi cukup besar dalam ekspor produk perikanan. Di Jatim, udang segar dan udang vanname menjadi komoditas ekspor tertinggi, diikuti tuna dan kepiting segar.
Seperti diketahui, produk perikanan Jatim diekspor ke berbagai belahan dunia utamanya ke Amerika Utara, Jepang, dan Tiongkok.
“Udang segar dan Vanname dengan nilai ekspor 306 juta USD menjadi salah satu komoditas ekspor tertinggi. Diikuti tuna dan kepiting segar sebesar 104.44 USD. Ekspor utama Indonesia dan Jatim adalah ke Amerika Utara, dan tumbuh 16.5% di masa pandemi,” jelas Emil Dardak panggilan akrab Wagub Jatim.
Berkat ekspor produk maritim ini, sebut Emil, pemulihan ekonomi di berbagai segmen mulai tampak. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Jatim berada meningkat sebanyak 4.59% di Kuartal IV 2021. Dengan nilai ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 30,12%.
“Khusus untuk perikanan, kita punya ekspor 1.65 miliar USD. Pemulihan ekonomi baik di Indonesia dan di negara mitra dagang kita sudah terasa, terdapat recovery di berbagai segmen,” ujarnya.
“Kita sudah keluar dari zona resesi atau kontraksi ekonomi. Kita lihat bahwa ekspor impor non migas mencetak hingga 31.3 miliar USD,” lanjutnya.
Di sini Emil menekankan, bahwa kata kunci dari industri perikanan adalah keberlanjutan atau sustainability. Industri-industri harus tetap memperhatikan keberlangsungan sumber daya alam dan kesejahteraan nelayan.
“Kata kunci dari industri ini adalah sustainability atau keberlanjutan, baik dari segi sumber saya alam dan nelayan akan saling bertimbal balik,” sebutnya.
Emil mengatakan, timbal balik ini yang paling utama dapat dilakukan dengan memberikan harga yang sesuai terhadap komoditas ekspor.
“Untuk menjaga keberlangsungan sepatutnya kita memberikan timbal balik ekonomi. Jika ekspor memberikan harga yang baik, nelayan ini akan terdorong untuk lebih menjaga keberlangsungan sumber daya maritim kita,” jelasnya.
Emil beberharap sinergi yang baik antara pihak industri dan penyedia bahan mentah atau raw material dapat membuat sektor industri produk maritim dapat terus berkembang.
“Mudah-mudahan ketemunya dua titik ini, potensi pasar yang lebih baik dan juga praktek penangkapan ikan yang lebih baik, akan membuat sektor ini berkembang,” pungkasnya.
Di akhir paparannya, Emil mendampingi Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga melepas kontainer berukuran 40 feet bermuatan 15 ton kepiting rajungan untuk keperluan ekspor.
Diketahui, komoditas ini akan diekspor ke Amerika Utara dan bernilai sebesar 500.000 US Dollar.
Sejalan dengan Emil, Jerry turut mendukung kontribusi pemuda Jatim dalam perindustrian dengan menyarankan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRI).
“Sistem Resi Gudang ini dapat dimanfaatkan. Terdapat 21 jenis komoditas yang bisa disimpan, salah satunya komoditas perikanan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Jerry turut mengapresiasi semangat pemuda Jatim dalam bidang industri beserta dukungan Pemprov Jatim terhadap generasi produktifnya.
“Ini karya anak bangsa, memanfaatkan teknologi untuk menunjang umkm dan perikanan. Ini sangat potensial memberikan kontribusi selaku eksportir, terlebih lagi pemerintah provinsi Jawa Timur juga sangat mendukung. Jangan kendor semangatnya,” puji Jerry.
(red)