MOJOKERTO, beritalima.com | Tingginya lonjakan kasus Covid-19 di Kab. Mojokerto menjadi perhatian serius Pemprov Jatim. Bahkan, menurut data terbaru Satgas Covid-19 Jatim per 28 Juni 2021, penambahan jumlah kasus Covid-19 bertambah sebanyak 77 orang. Untuk mempercepat penanganannya, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak langsung menggelar rapat koordinasi bersama seluruh pejabat di lingkungan Pemkab Mojokerto beserta Forkopimda Kab. Mojokerto di Pendopo Kab. Mojokerto, Selasa (29/6) malam.
Hadir di acara tersebut, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa, serta jajaran Forkompinda Kab. Mojokerto beserta OPD terkait.
“Kemarin, Kab. Mojokerto angkanya tertinggi se Jatim. Kemudian, kami menghubungi Pemkab Mojokerto. Alhamdulillah, mereka sudah melakukan komunikasi bersama Forkopimda,” kata Emil.
Dari hasil rapat koordinasi tersebut, Emil menyampaikan beberapa tindakan yang sudah dilakukan Pemkab Mojokerto dalam menangani lonjakan kasus Covid-19.
Pertama, mengidentifikasi risiko terkait agenda hajatan pernikahan. Data di Kantor Urusan Agama (KUA) dan Kementerian Agama (Kemenag) RI mencatat sekitar 800 pasangan akan melakukan pernikahan dalam waktu dekat.
“Tentu ini menjadi atensi kita bersama. Mungkin ada peraturan, akad diperbolehkan tapi hajatan untuk sementara waktu ditiadakan,” tuturnya.
Kedua, sebagai kawasan industri dan tulang punggung (backbone) ekonomi Jatim, Emil mengimbau Pemkab Mojokerto untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dengan beberapa perusahaan agar mengawasi sekaligus mendata para pekerja yang tidak ber KTP Mojokerto. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah para pekerja pulang atau bolak balik ke kampung halamannya.
“Biasanya, mereka memiliki potensi sangat tinggi untuk pulang ke kampung halaman, utamanya di akhir pekan,” tuturnya.
Lalu yang ketiga, potensi adanya penyebaran virus mutasi varian baru delta B 1617.2 dinilai sangat cepat. Emil pun meminta kepada rumah sakit di Kab. Mojokerto agar selektif menerima kunjungan di tengah kondisi melonjaknya kembali virus Covid-19.
Apalagi saat ini, lanjut Emil, total ketersediaan kapasitas tempat tidur di Kab. Mojokerto sebanyak 539 unit. Rinciannya, 380 bed di RS khusus bagi pasien penderita Covid-19 gejala sedang hingga berat. Sedangkan untuk gejala ringan dirawat di puskesmas. “Ada 139 bed di puskesmas kemudian 20 bed untuk ICU di rumah sakit,” urainya.
Lebih lanjut, Emil menuturkan soal pentingnya pemisahan antara pasien yang masih terduga (suspect) dengan pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 berstatus gejala ringan. “Ini tidak bisa digabung. Risikonya orang-orang yang masih sama-sama suspect kalau berinteraksi bisa positif,” ungkap Emil.
“Mereka (pasien suspect) juga menunggu hasil SWAB PCR sebelum ditentukan statusnya,” imbuhnya.
Terakhir soal kluster. Emil menyampaikan, bahwa terdapat 472 kluster dari total 1.342 kasus di Jatim. Untuk mencegah munculnya kluster baru, Emil berharap agar Kab. Mojokerto menunjukkan kedisiplinan dalam menerapkan tracing. Saat ini, Pemkab Mojokerto pun sudah menerapkan penanganan intensif, yakni ketika ada 1 pasien positif, maka dilakukan tracing kepada 20 hingga 25 orang. Untuk memperkuat tracing, BPBD Prov. Jatim akan membantu pengadaan antigennya.
“Arahan Ibu Gubernur Khofifah, BPBD akan terus memantau sinergi apa yang bisa kita bangun dalam kaitan dengan proses tracing,” tandas mantan Bupati Trenggalek tersebut. (*)