SURABAYA, Beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak berharap agar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bisa menjadi pusat unggulan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), salah satunya di bidang kesehatan. Terlebih lagi, saat ini industri bidang kesehatan dinilai sangat besar potensinya baik disisi alat kesehatan maupun industri.
“Berdasar data yang ada di Jatim terdapat 34 industri alkes (alat kesehatan) dalam negeri, namun sebagian besar bahan bakunya masih impor. Karenanya, ITS diharapkan mampu menjadi pusat inovasi teknologi termasuk bidang kesehatan,” ungkap Emil sapaan akrab Wagub Jatim saat menjadi pembicara pada acara Business Gathering Potensi Industri Kesehatan Nasional Untuk Substitusi Impor di Gedung Rektorat, ITS Surabaya, Kamis (28/3).
Wagub Emil menjelaskan, pemerintah terus mendorong produksi alat kesehatan dalam negeri, dimana saat ini masih didominasi produk alkes impor terutama alkes berteknologi tinggi. Sedangkan, 34 industri alkes produksi dalam negeri terdapat di Jatim diantaranya alkes habis pakai seperi spuilt, infus set, cathether, masker, alkes elektromedik, dan alkes non elektromedik.
“Lewat teknologi maka kehandalan dan konsistensi dari sebuah produk kesehatan akan makin baik. Disamping itu, kerjasama antar pihak seperti UNAIR dan ITS misalnya harus lebih ditingkatkan,” ujar Wagub Emil yang pernah menjabat Bupati Trenggalek ini.
Untuk percepatannya, Wagub Emil meminta komite Bio Medik ITS segera menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Pemprov Jatim. Rekomendasi tersebut harus dibuat dengan berdasarkan pemetaan domestik komponennya, daya saing serta keberpihakan pasar.
“Dengan kolaborasi antara berbagai pihak, kita berharap industri kesehatan bisa menjadi pelopor industri kesehatan nasional,” harapnya sembari menambahkan adanya dukungan dari seluruh RS di BUMN, RSUD se Pemprov Jatim, serta jaringan Puskesmas menjadikan peluang untuk bisa jadi pelopor di negeri sendiri.
Wagub Emil menyampaikan, jika teknologi di bidang industri kesehatan terus dikembangkan maka akan bisa menjadi entry point ekonomi di Jatim.
”Ke depan kita tidak hanya melihat di sisi price advantage nya saja, tapi juga lebih ke kualitasnya. Sehingga, industri kesehatan ini bisa menjadi salah satu pengungkit pertumbuhan ekonomi Jatim,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Rektor ITS Prof. Joni Hermana, perwakilan dari Indonesia Health Care Center, Ketua Indonesia Brainspine Community, Innovator ITS, dan mahasiswa-mahasiswi ITS. (rr)