MADIUN, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengharapkan para pemuda Anshor bisa ikut berperan meminimalisir ketimpangan ekonomi di Jawa Timur maupun di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Emil Dardak panggilan akrab Wagub Jatim itu saat menyampaikan Orasi Ilmiah Kepemudaan di hadapan pemuda Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Anshor di Pondok Pesantren Salafiyah Subulul Huda, Kebonsari, Kab. Madiun, Minggu (13/3) sore.
Menurut Emil, memang terdapat ketimpangan ekonomi di Jawa Timur yang masih dapat terkontrol. Meski begitu, ia mengatakan bahwa tetap dibutuhkan langkah-langkah maupun personil yang dapat mengurangi ketimpangan tersebut.
“Alhamdulillah kalau di Jatim, kita menjaga agar ketimpangan ini tetap berada di 3,54%. Tapi jika ketimpangan ini terus terjadi, keadaan bisa chaos. Nah, di sini kita mencari positioning Anshor di mana. Mengingat Anshor adalah salah satu ormas Islam terbesar dunia. Maka, saya harap njenengan bisa menjadi bagian dalam meminimalisir ketimpangan ekonomi yang ada,” ucapnya.
Salah satu hal yang bisa dilakukan, terang Emil, adalah dengan memajukan kualitas SDM yang ada. Terutama karena sekarang ini Indonesia maupun Jatim memiliki bonus demografi yang bisa dimanfaatkan.
Sebab, jika hanya mengandalkan SDA saja, Indonesia akan terjebak dalam perangkap Negara Berpendapatan Menengah.
“Indonesia sekarang ini memiliki penduduk usia produktif sebanyak 70,72% menurut sensus tahun 2020. Sedangkan Jatim punya 69,6%. Ini harus kita manfaatkan, terutama karena kalau hanya mengandalkan SDA saja, kita akan terjebak dalam perangkap Negara Berpendapatan Menengah,” jelasnya.
Untuk itu, Emil menjelaskan, Jatim sedang menyasar prioritas pengembangan SDM dengan menyiapkan calon lulusan, menyerap lulusan muda, juga menyiapkan daya saing angkatan kerja. Kesemuanya dilakukan demi mewujudkan Jatim Cerdas dan Jatim Kerja.
“Salah satu yang sedang kami usahakan adalah perkembangan gig economy. Makanya sekarang Pemerintah Provinsi sudah punya Milenial Job Center dan inovasi seperti EJSC,” tuturnya.
Hal tersebut penting, sebut Emil, sebab terdapat 6 perubahan dunia kerja akibat revolusi industri 4.0. Di antaranya adalah berkembangnya pekerjaanyang bersifat analitis, pekerjaan dengan kemampuan matematika semakin dibutuhkan, semakin fleksibelnya perusahaan, tidak mungkin menghindari teknologi digital, pentingnya komunikasi dan kolaborasi serta berpikir kritis, juga mobilitas dalam pekerjaan.
“Makanya, penguatan SDM terutama di anak muda harus terus didorong. Karena mereka harus siap terhadap revolusi-revolusi industri yang akan datang,” ungkapnya.
Di akhir, mantan Bupati Trenggalek itu berharap agar pemuda Anshor dapat menguasai tantangan di dunia yang baru. Sebab, estafet kepemimpinan Indonesia ada di tangan anak-anak milenial.
“Sekarang ini, pemimpin dunia sudah semakin muda. Seperti Perdana Menteri New Zealand dan Presiden Perancis yang dilantik sebelum berumur 40 tahun. Jadi sekarang saatnya pemuda Indonesia, termasuk di dalamnya pemuda Anshor, untuk turut serta dalam proses kepemimpinan,” tutupnya.
(red)