SURABAYA, beritalima.com | Masa pandemi covid-19 saat ini sangat berdampak luas terhadap segala aspek kehidupan. Tak hanya aspek kesehatan, pendidikan, dan sosial saja. Aspek ekonomi pun sangat dirasakan masyarakat luas.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memberikan solusi menghadapi kondisi tersebut. Wakaf Peduli Indonesia atau Kalisa dinilai sangat efektif menjadikannya sebuah gerakan alternatif memulihkan keadaan ekonomi saat ini.
Menurutnya, memulihkan ekonomi tidak akan mampu jika mengandalkan pemikiran komersial saja. Tetapi, perlu menggerakkan semua modal sosial masyarakat.
“Kehadiran wakaf sebagai sebuah konsep pembiayaan yang sifatnya mandiri ini bisa menjadi solusi merubah ekonomi kita. Dengan menggunakan pendekatan wakaf ini kita akan bisa membuka peluang untuk menolong mereka yang kondisi ekonominya sudah masuk kategori dhuafa,” kata Wagub Emil Dardak usai menghadiri Soft Launching Kalisa di Kantor Pusat Bank Jatim, Surabaya, Rabu (8/7) siang.
Emil Dardak menjelaskan, gerakan Kalisa bertujuan bagaimana sebuah usaha dapat berdampak bagi banyak orang. Termasuk memberikan kebahagiaan dan kebaikan bersama. Dirinya menyebut, gerakan tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk meringankan beban masyarakat akibat pandemi covid-19.
“Wakaf itu nanti pokoknya makin besar, nabung soalnya, tapi memang hasilnya diperuntukkan kalau kali ini untuk menolong kaitannya dengan covid-19,” Jelasnya.
Emil Dardak mengungkapkan, saat ini, memunculkan ide-ide kreatif dalam mendayagunakan aset sosial akan memberikan return atau pengembalian investasi lebih optimal. Misalnya berwakaf melalui Kalisa.
“Tapi kali ini karena wakaf oriented yang bisa diintegrasikan dengan bisnis tetapi tetap orientasinya bukan maksimum profit tapi maximum impact, atau dampak yang besar, ini luar biasa kalau profesionalismenya bisa kita bangun,” ungkapnya.
Untuk mendukung gerakan Kalisa ini, Emil Dardak akan mensosialisasikannya dengan lembaga di bawah kewenangan Pemprov Jatim.
“Jejaring Pemprov itu di setiap kabupaten/kota itu ada. Ada Samsat ada Cabdin (cabang dinas, red). Kita bisa mengajak anak-anak sekolah untuk menjelaskan ke orang tuanya konsep wakaf tadi misalnya,” tukasnya.
Wagub yang pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek ini menyebut, gerakan Kalisa menjadi beban moril positif bagi Pemprov Jatim. Karena menurutnya, Kalisa akan mendorong upaya Pemprov Jatim agar Jawa Timur bisa benar-benar memanfaatkan social capital atau aset sosial. Sehingga menjadi sebuah kekuatan untuk memulihkan ekonomi yang lebih berpihak pada masyarakat kecil dan kaum dhuafa di Jatim.
“Semoga gerakan ini akan menjadi langkah menuju ke sebuah sistem besar yang membangun Indonesia sebagai negara yang semakin bermartabat dan kebahagiaan. Sekali lagi bukan maksimum profit tetapi maksimum impact. Macam-macam opsinya, kreativitas dan profesionalisme, yang mudah-mudahan kita bisa kembangkan,” harapnya.
Sementara Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI), Prof. Dr. M. Nuh mengatakan, masalah covid-19 tidak bisa dan tidak mungkin diselesaikan sendiri. Oleh karena itu, dirinya menegaskan perlunya untuk menumbuhkan partisipasi publik, diantaranya melalui gerakan Kalisa.
“Masyarakat yang ada diperwakafan ingin ikut juga dong, oleh karena itu kita keluarkan program Kalisa itu, wakaf peduli Indonesia, yang hasil pengelolaannya itu nanti dipakai untuk urusan covid, baik dari aspek kesehatan, maupun dampak di pendidikan maupun dampak sosial ekonominya,” kata Prof. Nuh.
Sebagai perwujudannya, Bank Jatim dan BWI, pemilik program Kalisa bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penandatanganan kerjasama. Disaksikan Wagub Emil Dardak, penandatanganan tersebut dilakukan antara Ketua Badan Pelaksana BWI Prof. Dr. M. Nuh, Direktur Resiko Bisnis Bank Jatim Rizyana Mirda, dan Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria. (*)