Malang, beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak merasa optimis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mampu menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Salah satunya dengan digagasnya Center for Future of Work oleh UMM di kawasan ekonomi khusus (KEK) Singhasari Malang.
“Insyaallah UMM sudah mendeteksi ini lebih dini dengan merintis center for future of work di kawasan ekonomi khusus digital Singhasari. Ini diharapkan bisa menjawab revolusi industri 4.0,” kata Wagub Emil usai mengahadiri Sarasehan Pra Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke – 48 Universitas Muhammadiyah Malang di Dome UMM kampus 3 Karangploso Kab. Malang, Sabtu (3/9).
Wagub Jatim yang akrab disapa Emil ini menjelaskan bahwa revolusi industri 4.0 menuntut semua orang untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan utamanya terkait digitalisasi serta teknologi informasi dan komunikasi. Hal demikian, lanjutnya, secara perlahan akan menggeser sejumlah pekerjaan yang ada saat ini.
“Disruption ini menyebabkan sekitar 78% pekerjaan bisa tergantikan 69% data processing tergantikan,”ujarnya.
“Maka kita harus bisa menangkap profesi baru augmented reality, big data analisis, robot automations, simulasi, integrasi sistem internet of thing, cloud computing, additive Manufacturing dan sebagainya,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan untuk menghadapi berbagai tantangan kompleks saat ini diperlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu menjawab tantangan – tantangan tersebut. Dan itu menjadi tugas bersama termasuk lembaga perguruan tinggi di Indonesia baik negeri dan swasta.
Menurutnya, peran perguruan tinggi membaca tantangan dan menyiapkan sektor keilmuan yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan tersebut.
“Kita perlu mempersiapkan SDM supaya bisa menjawab tantangan terbaru dunia bisnis dan ekonomi,” tukasnya.
Lebih lanjut Emil Dardak menjelaskan bonus demografi di Indonesia harus menjadi perhatian karena bisa menjadi permasalahan besar ketika tidak dikelola dengan baik. Bonus demografi bisa menjadi keuntungan dan kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Namun di sisi lain, lanjutnya, bonus demografi juga bisa menjadi hambatan. Ia mengungkapkan saat ini pengangguran usia muda angkanya semakin meningkat. Menurutnya banyak dari mereka yang cenderung lebih memilih-milih pekerjaan.
“22,41% penduduk usia muda di provinsi Jawa Timur menganggur, pengangguran usia muda di Republik Indonesia tertinggi di ASEAN dengan pendidikan sarjana atau SMA,” ungkapnya.
Menghadapi hal itu, lanjut Emil, Pemprov Jatim melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing SDM melalui peningkatan produktivitas. Seperti pelibatan industri dalam pengembangan vokasi, peningkatan relevansi dan daya saing pendidikan menengah, serta penguasaan adopsi teknologi dan menciptakan inovasi.
Ia berpendapat akan sangat berkontribusi jika banyak perguruan tinggi yang mampu membaca tren saat ini dan melakukan inisiasi – inisiasi keilmuan baru yang relevan dengan tantangan saat ini.
Melihat inisiasi luar biasa dari UMM tentang Center for Future of Work yang banyak dilirik oleh stakeholder internasional ia menyampaikan apresiasi dan berharap UMM diberikan kelancaran untuk bisa menjawab tantangan revolusi industri four point zero.
“Kami sekali lagi mengapresiasi luar biasa diskusi yang sangat keren ini, ini istilahnya ing ngarsa sung tulodho, insyaallah kalau Muhammadiyah ini tidak hanya dibahas tapi akan digagas dan akan dilaksanakan,” pungkasnya.
(red)