SURABAYA, Beritalima.com| Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak optimis bahwa pulihnya ekonomi kreatif (ekraf) akan mendongkrak kebangkitan Jawa Timur. Terutama dengan pemberdayaan ekonomi kreatif di daerah pedesaan.
“Saya yakin desa tetap menjadi tempat yang sangat prospek dalam ekonomi kreatif. Desa memiliki peluang besar karena sekarang semuanya terkoneksi,” ungkapnya dalam sambutannya pada Rapat Kerja Wilayah Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional Jawa Timur (Rakerwil DPW Gekrafs Jatim) di The Westin Surabaya, Sabtu (19/3).
Ia mencontohkan, sekarang ada Program Desa Devisa dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang menyoroti potensi desa-desa dalam menghasilkan produk kreatif yang bernilai ekspor.
Mantan Bupati Trenggalek ini menyebutkan, Jawa Timur diketahui mendapatkan kuota 15 Desa Devisa. Pemprov Jatim sendiri terus gencar melakukan pencarian untuk desa-desa yang potensi khasnya dapat berkontribusi pada perekonomian Jatim.
Emil menambahkan, beberapa desa yang telah disurvei untuk menjadi Desa Devisa, di antaranya di wilayah Tuban, Madiun, dan Jombang.
Sedangkan saat ini di Jawa Timur telah ada tiga Desa Devisa di wilayah Gresik untuk sarung tenun, Sidoarjo untuk produksi rumput laut, dan Banyuwangi untuk produksi kopi.
“Oktober 2021 lalu, 3 desa di Jatim sudah disetujui oleh LPEI untuk mendapat penguatan sebagai Desa Devisa di antaranya berada di Gresik, Sidoarjo, dan Banyuwangi,” imbuhnya.
Harapnya, dengan sinergi dari Gekrafs dan juga Dekranasda Jatim, ekonomi kreatif di pedesaan dapat menerima pemasukan atau income yang sebanding dengan nilai karya mereka.
“Ruang-ruang kreatif yang terletak di desa sangat banyak jumlahnha. Effort mereka yang besar pantas mendapaf income yang besar pula,” jelasnya.
Emil mencontohkan, beberapa desa telah mengkurasi hasil-hasil produk kreatif mereka dengan baik dan dapat memberikan value added bagi karya mereka.
“Beberapa membangun galeri di sana dan memajang hasil karya mereka. Strategi bisnis lain juga diterapkan,” ungkapnya.
Tak berhenti di situ, Emil juga menekankan bahwa ekonomi kreatif tak terbatas pada barang saja, tetapi juga jasa. Atau, apa yang ia sebut sebagai Artisan.
“Ekonomi kreatif bukan cuma menyoal barang tapi juga artisan, yaitu jasa kreatif,” jelasnya.
Menurut Wagub Jatim ini, Millennial Job Center dapat turut menyumbang pada ekonomi kreatif baik di Jatim sendiri serta Indonesia.
“Talenta yang terdaftar dalam Millennial Job center dapat berkontirbusi juga dalam ekonomi kreatif. Jatim harapnya dapat menjadi tempat yang kondusif bagi perekonomian kreatif,” sarannya.
Terkait hal ini, Emil berharap agar Gekrafs dapat menjadi pelopor dan wadah atas perkembangan ekonomi kreatif Jatim.
“Harapan kami tentunya Gekrafs Jatim benar-benar inovatif dalam mendorong ekonomi kreatif dan pemulihan ekonomi,” tutupnya.
Sejalan dengan Emil, ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak mendukung penuh sinergi antara Dekranasda Jatim dengan Gekrafs Jatim.
Menurutnya, hasil produk kreatif Jatim terdiri dari bermacam jenis dan ciri khas karena keberagaman di Bumi Majapahit.
Ia optimis Gekrafs dapat membantu ekonomi kreatif di pedesaan ajar pengrajin yang menggunakan cara-cara tradisional untuk produksi dapat terus produktif tanpa tergerus oleh zaman.
“Saatnya Gekrafs dan Dekranasda berperan memabangkitkan revolusi mental bagi para pengrajin yang konvensional agar tidak tergerus zaman,” ungkap Arumi.
“Kami di Dekranasda sangat siap untuk berkolaborasi,” lanjutnya.
Turut hadir di Rakerwil tersebut Ketua Divisi Bidang 2 DPP Gekrafs Umaru Takaeda dan Ketua DPW Gekrafs Jatim Rian Septrianto Maulana.
(red)