SURABAYA, beritalima.com | Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024 akan difokuskan di bidang kesehatan, kemiskinan, pengangguran serta pendidikan di berbagai lapisan masyarakat.
Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat membacakan Jawaban Gubernur Jatim Atas Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD dalam Rapat Paripurna Perubahan Peraturan Daerah (Perda) No. 7 Tahun 2018 Tentang RPJMD Tahun 2019-2024
di Gedung DPRD Jatim, Surabaya, Senin (9/8).
“Kesehatan masih menjadi prioritas. Tapi di luar itu, kita juga harus memikirkan program pemulihan lainnya. Maka yang diutamakan adalah kesehatan, kemiskinan dan pengangguran, serta pendidikan,” ujar Wagub Emil.
Di bidang kesehatan, sebut Emil, Pemprov Jatim saat ini tengah mengusahakan tercapainya kekebalan komunal (herd immunity) dengan target sasaran vaksinasi 70 % di setiap daerah. Mengingat hal tersebut menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pemulihan ekonomi.
Sedangkan untuk faktor kemiskinan dan pengangguran, Pemprov Jatim mengusahakan beberapa program seperti perluasan _cash for work_ bagi penanganan kegiatan ekonomi tidak berisiko tinggi Covid-19, pemberdayaan UMKM, perluasan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), penyelarasan dan perluasan pra kerja untuk para pekerja terdampak dengan _upskilling_ dan _reskilling_. Selain itu, juga diprogramkan pemaksimalan _Millenial Job Center_ dan _Dream Team Science Techno Park_ (STP).
“Di samping itu, kita akan mencari tahu apakah kita harus mengatasi kemiskinan dan pengangguran dengan program yang sifatnya support atau dengan yang sifatnya keberpihakan ekonomi seperti padat karya dan lain sebagainya. Karena mungkin ada kemiskinan yang berkaitan dengan pengangguran, dan ada kemiskinan yang tidak berkaitan dengan pengangguran. Ini yang akan dibedah untuk menyusun program,” terangnya.
Sementara di bidang pendidikan, Wagub Emil menyampaikan, modul pembelajaran online selama masa belajar di rumah bagi pelajar SMK sudah disiapkan. Sedang untuk siswa SMA/sederajat, modulnya masih diperlakukan pembelajaran secara daring. Cara tersebut, menurut Emil, untuk meningkatkan SDM Jatim seperti yang telah dilakukan selama hampir dua tahun masa pandemi.
“Pendidikan ini jelas kita prioritaskan. Karena indeks pembangunan manusia kita berkaitan dengan pendidikan. Jadi akan terus kami upayakan agar bagaimana para siswa ini tetap dapat belajar sambil menjaga protokol kesehatan,” lanjut mantan Bupati Trenggalek ini.
Meski begitu, Wagub Emil mengakui bahwa ketidakpastian berakhirnya masa pandemi ini membuat pemerintah sulit menyusun dan mengimplementasikan suatu program. Tapi, dirinya pun bertekad agar ketidakpastian ini harus diterjemahkan pemerintah ke dalam sebuah strategi efektif.
“Jadi kita harus punya komitmen. Artinya kalau memang kita ingin mengurangi kemiskinan atau meningkatkan lapangan kerja, maka program kita harus lebih condong ke situ arahnya. Ketidakpastian ini berat untuk semua pihak. Tapi kita tetap harus mencari jalan keluar demi masyarakat,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Wagub Emil, proses diskusi yang dilakukan bersama fraksi di DPRD dan Pansus dinilai sangat berharga untuk merumuskan RPJMD yang adaptif. Tak hanya itu, RPJMD yang disusun harus juga konsisten sebagai rujukan dalam merancang program di sisa tahun penganggaran di masa jabatan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama dirinya.
Dalam rapat paripurna tersebut, turut hadir Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua P. Simanjuntak dan Anwar Sadar beserta 31 anggota dewan. Adapula perwakilan Fraksi KBN, PPP, PAN, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Gerindra, PKB, dan PDIP.(*)