PONOROGO, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menghadiri secara langsung Launching National Showcase SMK Bisa Binaan Group Astra di SMK PGRI 2 Ponorogo, Jalan Soekarno-Hatta, Kertosari, Babadan, Kab. Ponorogo pada Kamis (12/5).
Launching dilakukan secara simbolik dengan penyusunan kepingan puzzle yang dilakukan oleh Emil, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, serta Head of CSR & Social Engagement Department PT. Astra International Tbk. Triyanto.
Dalam sambutannya, Emil panggilan akrab Wagub Jatim itu menyatakan bahwa SMK bisa menjadi jawaban atas tantangan perekonomian yang datang seiring dengan perkembangan zaman. Itulah mengapa, kini pemerintah tengah fokus pada perkembangan SMK.
“SMK ini memang compatible dan suitable sebagai format pendidikan untuk kebanyakan generasi muda di Indonesia. Itulah mengapa saat ini elemen kepemerintahan, termasuk Dinas Pendidikan fokus untuk mendorong kemajuan SMK. Karena pendidikan vokasi biaa menjadi jawaban untuk realita landscape ekonomi di masa depan,” ujarnya.
Menurut Emil, SMK bisa menjadi solusi permasalahan ekonomi maupun dunia kerja karena SMK memang didesain untuk keperluan industri. Yang mana, kurikulum didesain sesuai dengan kebutuhan industri.
“Maka dibutuhkan tipe-tipe pengajaran seperti yang ada di sini. Tipe competency development, curriculum and management adjustments, infrastructure makeup atau upgrading, industrial ste management yang mana sistem pendidikan harus lebih gesit dan mantap, juga strong external affiliation,” terangnya.
Lebih jauh, Wagub Emil menjelaskan bahwa kemitraan yang lebih luas juga dapat dibangun melalui afiliasi dengan Astra. Mengingat, SMK PGRI 2 Ponorogo merupakan binaan perusahaan raksasa tersebut sehingga potensi membangun koneksi ke pihak lain akan lebih besar.
Maka ketika kesemua elemen tersebut terpenuhi, lanjut mantan Bupati Trenggalek itu, akan terlahir lulusan-lulusan berkualitas dari pendidikan vokasi yang ada. Selain itu, para lulusan tersebut akan lebih siap terhadap disrupsi jaman.
“Kalau dulu, dunia industri dan usaha dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan raksasa. Jadi kalau mau jualan, harus melalui distributor besar dan produksinya harus masif. Kalau mau beriklan, harus di media massa dan memilih jam-jam iklan yang prime time,” imbuhnya.
“Tapi sekarang ini, proses-proses semacam itu didisrupsi oleh digitalisasi. Jadi, sosial media sudah mengecilkan tembok dan halangan itu. Kalau ingin beriklan, bisa lewat sosmed. Kalau ingin jualan, lewat online market place. Jadi sekarang ini, newcomers bisa bersaing dengan perusahaan raksasa,” tambahnya.
Kepada SMK PGRI 2 Ponorogo, Emil berharap agar national showcase ini tidak hanya berhenti di penandatanganan kesepakatan saja, namun juga diikuti oleh perbaikan SDM baik dari pihak siswa maupun guru. Hal tersebut, ucapnya, akan didukung dengan bantuan dari pemerintah pusat yang akan mengalokasikan peralatan pendukung senilai kurang lebih Rp 5 miliar.
“Nanti hasilnya akan kita lihat dalam 6 bulan ke depan. Selama itu, ini akan terus kita monitor. Jadi mudah-mudahan program ini fidak hanya sekedar penandatanganan MoU saja, tapi juga pembuktian. Nanti, insya Allah kalau ini berhasil, akan menghasilkan efek bola salju untuk SMK lainnya,”
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan mengatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK sejak tahun 2021 hingga sekarang telah turun sebanyak 2,35%, yakni dari 13% menjadi 9,54%.
Wikan juga menyatakan, SMK PGRI 2 Ponorogo merupakan satu dari 1.400 SMA pusat keunggulan. Salah satu dari tugas yang diemban adalah semua SMA tersebut tidak punya eksklusivitas dan mencontohkan program unggulan kepada sekolah lainnya.
“Semuanya akan menerapkan kurikulum baru yaitu kurikulum Merdeka, yaitu kurikulum yang jauh lebih fleksibel, kurikulum yang lebih adaptif dengan apa yang diinginkan oleh industri. Kurikulum yang tidak lagi mengikat isi tetapi kurikulum yang kita cuma atur di rangkanya aja sebagai acuan,” jelasnya.
“Semua nanti akan dimerdekakan kepada kepala SMK dan guru untuk menyesuaikan dengan konteks lokal atau mungkin strategi khusus beberapa SMK yang berada di dalam kawasan industri,” lanjutnya.
Di akhir, Wikan memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membina pendidikan vokasi sehingga memiliki platform yang kuat dan berkualitas. Sehingga, dapat berinbas pada peningkatan pendidikan di Indonesia.
“Terima kasih atas kerjasamanya dan perjuangannya, khususnya untuk mitra besar dan stakeholder Astra. Terima kasih. Setelah ini, kami akan menyiapkan 2 Fast Track dengan Politeknik yang ada di sekitar sini untuk bidang-bidang yang sangat spesifik. Nantinya juga akan disampaikan peluang mengenai teaching factory dan Project Based Learning,” tuturnya.
(red)