Wagub Emil Promosikan Millenial Job Center

  • Whatsapp
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak Hadir Pada Acara FGD Big Data Dan Smkn 11 Malang

MALANG, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mendorong generasi millennial untuk menggapai kesuksesan di era industri 4.0. Guna mewujudkannya, Pemprov Jatim menghadirkan Millenial Job Center (MJC) yang terdapat di lima Bakorwil di Jatim. Di MJC ini, generasi millenial dapat belajar sekaligus mengupdate ilmu dan skill terkait berbagai profesi pekerjaan di era 4.0.

“Di era 4.0, tren profesi pekerjaan yang digemari adalah gig economy, yakni profesi-profesi pekerjaan yang tidak terikat, atau freelancer profesional. Di MJC, anda dapat belajar menjadi freelancer profesional dengan dibimbing oleh mentor berpengalaman,” kata Wagub Emil saat bertemu dengan perwakilan siswa-siswi SMK se-Malang di SMKN 11 Malang, Jumat (17/5) siang.

Wagub Emil mengatakan, Pemprov Jatim telah menggandeng berbagai perusahaan digital berskala besar, seperti bukalapak, gojek, google, kapanlagi youniverse, dan perusahaan-perusahaan lainnya untuk menjadi mentor di MJC. Mereka siap membimbing generasi millenial yang tertarik menjadi freelancer profesional, dan menekuni berbaagai profesi dalam gig economy di era 4.0 ini.

Adapun profesi-profesi gig economy tersebut, lanjut Wagub Emil, diantaranya fotografer, web developer, content creator, Event Organizer (EO), digital marketing, social media management, sampai vlogger. Di MJC, generasi millenial akan belajar sambil bekerja atau on the job learning sampai mereka benar-benar siap dilepas dan menjadi freelancer profesional.

Melalui MJC pula, imbuh orang nomor dua di Jatim ini, pemerintah akan mencarikan maupun menerima client yang membutuhkan jasa dari profesi-profesi tersebut. Para client ini dipersilahkan memilih opsi sesuai budget, apakah mau menggunakan tenaga kerja yang belum berpengalaman, sudah memiliki pengalaman, maupun yang telah memiliki jam terbang tinggi.

“Jadi hadirnya MJC menghadirkan ekosistem yang tepat untuk dunia kerja dan dunia usaha era 4.0. Dimana pencari kerja datang ke MJC, lalu belajar ke mentor, setelah dididik mentor, maka pencari kerja itu siap menjadi freelancer profesional, dan dapat dimanfaatkan oleh client yang membutuhkan tenaganya,” imbuhnya.

Ditambahkannya, Pemprov Jatim telah memutuskan Kota Malang sebagai pilot project dari MJC ini. Diharapkan, pada 2020 ketika benar-benar diluncurkan, MJC ini telah matang dan siap sepenuhnya sebagai ekosistem dunia kerja di era industri 4.0.

“Malang dipilih karena kami juga ingin membangun kawasan ekonomi khusus di Singosari, anda pernah dengar Sillicon Valley di Amerika kan? Kami ingin menjadikan KEK Singosari sebagai digital center atau technopolis di Jatim,” ujarnya sembari mengajak anak-anak SMK agar bisa ikut menjadi bagian dari pengembangan industri 4.0 di Jatim.

Kunjungi KLY, Salah Satu Calon Mentor MJC

Sebelum memberikan motivasi kepada perwakilan siswa-siswi SMK se-Malang di SMKN 11 Kota Malang, Wagub Emil berkesempatan mengunjungi kantor KapanLagi Youniverse (KLY), di Perumahan Araya, Malang. KLY merupakan salah satu industri media digital terkemuka di tanah air, dan telah menyatakan siap untuk menjadi mentor di MJC yang digagas oleh Pemprov Jatim.

“Kunjungan kami juga dalam rangka mematangkan konsep penerapan big data di Pemprov Jatim, kita ingin mendapat masukan langsung dari KLY, yang telah memiliki lebih dari seratus juta pengguna internet akses ke laman grup KLY setiap bulannya,” katanya

Dalam pertemuan tersebut, lanjut Wagub Emil, CEO/Co-Founder KLY, Steve Christian telah memberikan masukan dan ide kepada pemerintah terkait rencana big data. Salah satunya adalah petingnya menggunakan Single-sign-on (SSO) system agar berbagai pelayanan publik di Jatim menjadi lebih mudah, efektif, efisien, cepat, simple, dan pengelolaannya saling terintegrasi.

“Manfaatnya untuk Jatim sangat jelas, bahwa penerapan TI, baik dalam konteks membuat layanan kita lebih mudah diakses, baik dalam konteks mengelola data, sehingga kebijakan kita bisa lebih akurat, baik, dan cepat, serta bagaimana kita bisa memanfaatkan peluang di era industri digital. Ini sesuai dengan prinsip Cettar,”jelasnya.

Wagub Emil berharap, penerapan big data dengan SSO tersebut dapat menjadikan pemerintah dan masyarakat Jatim bisa memanfaatkan era digital dengan lebih kreatif, sehingga Indonesia, dan Jatim pada khususnya bukan lagi menjadi pengikut, tapi bisa menjadi trendsetter di era digital.

“Tentu ide ini tidak mungkin terwujud hanya dalam sebulan, setahun, atau dua tahun. Tapi ini sebuah ide jangka panjang untuk membangun Jatim, agar pemerintah dan masyarakatnya bisa mengoptimalkan dan memaksimalkan TI di era industri digital,” pungkasnya. (rr)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *