SURABAYA, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyambut baik program anak-anak muda Jawa Timur yang memiliki platform kewirausahaan. Pasalnya, melalui program tersebut diharapkan dapat membuka peluang menjadi wirausahawan ketimbang pegawai.
“Program ini contohnya, road show-nya bukan cuma Surabaya saja, tapi juga sampai ke Ngawi, ke Bojonegoro, ke Pamekasan dan Jember. Jadi relevan dengan Jawa Timur,” kata Wagub Emil Dardak saat mengikuti Konferensi Pers program Pemuda Wirausaha (Perwira) 2021 di Co-Hive Voza Tower, Jl. HR. Muhammad Surabaya, Selasa (25/5) sore.
Perwira sendiri merupakan sebuah platform ekosistem yang dapat mempertemukan antara pemuda berwirausaha dengan para advisor dan mentor untuk mendapatkan journey yang tepat dalam mengembangkan usahanya.
Wagub Emil mengatakan, program tersebut sesuai harapan Pemprov Jatim untuk memfasilitasi generasi milenial Jatim yang ingin mengembangkan kreativitas dan usaha mereka. Apalagi saat ini, peluang bekerja di perusahaan semakin kecil. Sehingga yang dibutuhkan adalah wirausaha.
“Karena yaitu tadi, bahwa peluang bekerja di perusahaan-perusahaan kan semakin kecil, maka semakin banyak dibutuhkan wirausaha,” katanya.
Wagub Jatim yang pernah menjadi Bupati Trenggalek ini menilai, keberhasilan Perwira Tahun 2021 ini akan bisa dijadikan role model atau referensi bagi banyak pihak. Utamanya bagaimana membentuk cikal bakal wirausahawan dari nol menjadi start up yang kemudian berhasil dan berkembang pesat.
“Jadi ini kita bisa menjadi satu model yang kalau sukses bisa menjadi rujukan kita bersama. Bagaimana membuat bibit itu menjadi tunas,” harapnya.
Lebih lanjut Emil menjelaskan, saat ini, industri di segala sektor mau tidak mau harus berhadapan dengan dunia digital. Oleh sebab itu, kebutuhan untuk mewadahi kemampuan dan kreativitas berbasis digital menjadi sebuah keniscayaan. Karena generasi milenial hari ini bergelut tidak jauh dengan kreativitas yang bisa dijadikan sebagai ladang pekerjaan mereka.
“Kita juga melihat orang, pertama, bukan memulai usaha tetapi menjual jasa kemampuannya, jadi misalnya saya mampu bikin desain ya saya menjual jasa dan menjual jasa desain, itu yang disebut sebagai freelance,” sebutnya.
Melihat kondisi itu, dirinya pun menilai lebih terhadap orang-orang yang memiliki pekerjaan di sektor kreativitas berbasis digital. Alasannya antara freelancer atau orang yang bekerja secara freelance memiliki kesamaan dengan wirausahawan. Mereka sama-sama memiliki kemandirian.
“Itu ada kemandirian di dibandingkan dengan orang yang menjadi pegawai yang mengandalkan gaji bulanan,” terangnya.
Menyikapi hal itu, Wagub Emil mengungkapkan bahwa Pemprov Jatim saat ini sedang berfokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Antara lain dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemprov Jatim, yakni menyediakan SMA dual track.
“SMA dual track ini sudah dimulai sejak era Pakde Karwo, jadi SMA dual track ini memberi mereka skill yang bisa digunakan. Supaya kalau lulus itu dia tidak kerja tetapi bisa punya kemampuan yang bisa dijual. Apakah bikin kue dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, selain dari aspek pendidikan, yang perlu dikembangkan untuk mendukung para generasi muda berwirausaha adalah adanya komunitas yang memang berpihak kepada mereka, termasuk ekosistem yang mendukung.
“Maka selain ada peran dari dunia pendidikan tapi juga ada peran dari komunitas pelaku usaha yang sudah ada sekarang, seperti dari komunitas co-working space,” imbuhnya.
Sementara untuk akses permodalan awal, Emil menuturkan, banyak jalur yang dapat diambil untuk mendapatkannya. Namun demikian, baginya hal yang terpenting adalah bagaimana seseorang bisa menggali potensi, membangun usaha dan menunjukkan bahwa dirinya mampu mengembangkan.
“Banyak program-program yang kita jalankan dari pusat ataupun dari provinsi yang bisa kemudian menjadi starter untuk mereka, tetapi kata kuncinya SDM-nya yang kita intervensi,” pungkasnya. (*)