Jakarta, beritalima.com – Berdasarkan sebuah studi penduduk pada rentang usia 17 hingga 39 tahun atau yang dapat dikategorikan sebagai pemuda akan sangat berkontribusi pada perhelatan pemilihan umum. Golongan tersebut akan menyumbangkan 60% dari total seluruh pemilih.
“Jadi tentunya ini menjadi sebuah proporsi yang sangat signifikan dalam menentukan arah masa depan bangsa,” Kata Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak usai menjadi pemateri pada Konferensi Ilmu Sosial & Ilmu Politik ke-II yang bertema Demokrasi, Anak Muda dan Pemilu 2024 yang diselenggarakan oleh Centre for Strategic and International Studies di Gedung Pakarti Centre Jakarta, Selasa (14/3).
Emil panggilan akrabnya itu menjelaskan, yang harus dibangun saat ini adalah mengedukasi anak-anak muda bahwa mereka memiliki peran yang sangat berpengaruh terhadap arah masa depan bangsa. Dan anak-anak muda harus merasa memiliki andil terhadap arah pembangunan bangsa dan kontribusinya terhadap demokrasi di Indonesia.
“Langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah membuat anak muda merasa bahwa negara hadir dan memberikan kemaslahatan bagi anak-anak muda. Sehingga mereka akan lebih aktif dalam perhelatan pemilu sebagai pemilih,” jelasnya.
“Yang dikhawatirkan adalah mereka merasa sebenarnya tidak ada keterkaitan yang signifikan antara kehadiran negara dengan kemaslahatan anak muda, yang dikhawatirkan akan muncul pragmatisme politik yang kadang larinya ke hal-hal yang sifatnya moneter, dan kadang yang saya sebut tadi, superfisial,” imbuhnya.
Sementara superfisial disini adalah menentukan pilihan berdasarkan hal-hal yang hanya bisa dilihat dipermukaan saja, tidak ada upaya untuk menggali lebih dalam terhadap apa yang akan dipilih.
“Superfisial adalah ya istilahnya yang ya udah deh pilih aja yang lucu aja, yang seru aja, yang asik aja gitu kan padahal sebenarnya banyak hal-hal yang sangat fundamental yang harus kita pikirkan kedepannya,” kata Emil.
Wagub Emil mengungkapkan bahwa menggali lebih dalam terhadap sosok atau figur yang akan dipilih oleh anak-anak muda adalah hal penting. Karena menurutnya dengan menggali lebih dalam maka kapasitas dan kapabilitas seseorang akan lebih jelas tergambar.
“Lihat track recordnya, ya lihat rekam jejaknya, dan inilah yang kita harapkan bisa kita mulai bangun, kami berharap pemerintah termasuk Pemprov gitu ya bisa lebih connect lagi, bisa tersambung lagi dengan mereka, dan merasa bahwa negara itu hadir untuk mereka,” ungkapnya.
Hal lain, lanjut Emil Dardak, yang harus dibangun agar anak-anak muda memahami kehadiran pemerintah adalah dengan mengedukasi anak-anak muda agar melihat ada keterkaitan antara stabilitas ekonomi antara stabilitas sosial politik dengan iklim investasi dengan lapangan kerja.
“Kalau ini bisa kita bangun mereka mungkin akan lebih, bukan untuk supaya mereka senang sama kita hari ini, tetapi penting sekali untuk mereka dalam proses pemilu nanti akan menghindari sifat-sifat atau sikap-sikap pragmatis politik,” terangnya.
Mantan Bupati Trenggalek ini juga menambahkan pentingnya anak-anak muda mengetahui bahwa ada proses panjang yang harus dilakukan untuk menghasilkan sebuah kebijakan, pelayanan dan fasilitasi yang berkelanjutan bagi masyarakat luas. Dari situ, lanjut Emil Dardak, para pemuda akan memahami bahwa ada proses panjang yang dijalankan oleh seorang figur atas kebijakan yang diambil untuk kemaslahatan masyarakat.
“Ini kita harap _behind the story_ atau di belakang layar ini juga Mulai diperhatikan,”imbuhnya.
Ia juga meminta agar anak-anak muda tidak menjadi _silent majority._ Yaitu mengeluhkan situasi yang ada, mendukung langkah pemerintah tetapi tidak turut membantu untuk mensukseskan program-program pemerintah yang dijalankan untuk kemanfaatan masyarakat luas. Dan pada akhirnya yang lebih didengar adalah yang vokal yang nyaring tapi sebenarnya tidak merepresentasikan.
“Kadang-kadang kita mengeluh banjir tapi pas mau normalisasi kita nggak mau ikut dukung pemerintah saat ada yang ini nggak mau direlokasi,” tuturnya.
Di akhir Emil Dardak kembali menekankan agar anak-anak muda menggali lebih dalam sosok atau figur yang akan mereka pilih saat pemilihan umum kelak. Ia menegaskan agar tidak menilai seseorang hanya berdasarkan video-video pendek yang beredar di media sosial semata.
“Jadi menurut saya hari ini, maksudnya gini kalau udah seneng sama orangnya gali lebih dalam dong, jangan konten yang serunya aja yang dilihat,” pungkasnya. (*)