Wagub Jatim Dampingi Menko Kemaritiman Temui Tokoh Lintas Agama

  • Whatsapp
Wagub Saifullah Yusuf bersama Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan didampingi Pimpinan Ponpes Ngalah KH. Sholeh melihat situasi kampus di Universitas Yudartha Kab. Pasuruan.

PASURUAN, beritalima.com – Wagub Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengadakan dialog dan silaturahmi dengan Tokoh Lintas Agama (Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu), tokoh masyarakat serta unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Pasuruan di Universitas Yudharta, Pasuruan, Selasa (21/3). Pertemuan ini sebagai rangkaian kunjungan kerja Menko Kemaritiman ke Provinsi Jatim dari tanggal 20-21 Maret 2017.
Dalam dialog ini, Menteri Luhut minta para tokoh lintas agama untuk bersama-sama bergandeng tangan mengantisipasi tiga hal besar. Pertama, soal keamanan. Menurutnya, salah satu hal yang harus diwaspadai adalah keadaan di Timur Tengah yang hingga saat ini tidak menentu akan berdampak pada negara lain, misal eksodus warga Timur Tengah ke Eropa. Masalah ini juga harus diantisipasi oleh Indonesia, karena tidak menutup kemungkinan ada eksodus warga Timur Tengah ke Indonesia.
“Kita harus membedakan betul, gangguan keamanan jangan dikaitkan dengan Islam, termasuk organisasi garis keras seperti ISIS, yang tidak ada hubungannya dengan Islam. Masalah kemanan menjadi isu yang harus disikapi karena Indonesia negara yang bhinneka dan beragam,” katanya.
Masalah kedua adalah soal bahaya narkoba. Tiap hari, 30-50 orang meninggal dunia karena narkoba. Untuk itu, peran orangtua menjadi penting dalam mencegah penggunaan narkoba. Luhut mengatakan, saat ini Pemerintah akan membedakan hukuman antara pemakai dan pengedar narkoba. “Narkoba ini musuh bersama, sudah menyerang ke berbagai level masyarakat, saya minta tokoh agama ikut mewaspadai hal ini,” katanya.
Persoalan lainnya, lanjut Luhut, adalah soal kesenjangan. Menurutnya, hal ini sudah lama terjadi di Indonesia. Presiden Jokowi juga menempatkan masalah kesenjangan ini menjadi fokus utama program Pemerintah, salah satunya melalui program dana desa. “Semua ini dilakukan untuk mengurangi tingkat GINI Ratio. Gini ratio turun kita saat ini turun dari 0,41 menjadi 0,3975,” ungkapnya.
Luhut juga berpesan agar para tokoh agama saling kompak, baik menyangkut agama dan kesenjangan. “Kami titip semua dibawa dalam doa, dan langkah yang konkret. Kematangan tokoh lintas agama diperlukan, salah satunya dengan duduk bersama dengan tokoh lintas agama. Ini bisa menjadi stabilitas keamanan nasional. Saya titip, mari kita bulatkan barisan,” tutupnya.
Usai dialog dengan beberapa tokoh lintas agama, Menteri Luhut yang didampingi Wagub Jatim memberikan kuliah umum di depan mahasiswa Universitas Yudharta. Dalam kesempatan ini, Menteri Luhut mengingatkan betapa besarnya wilayah serta kekayaan alam Indonesia. Potensi ini harus dijaga, dirawat dan dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan rakyat. Selain itu, potensi ini bila dikelola dengan baik akan memiliki nilai tambah.
Saat ini, lanjut Luhut, banyak kekayaan laut kita yang belum diolah dengan maksimal. “Kekayaan maritim kita saat ini yang dikelola kurang dari 8 persen. Kita juga akan melakukan offshore karena potensi energi di laut dalam kita sangat besar. Selain itu kita juga harus menanggulangi ilegal fishing,” katanya.
Ditambahkannya, sampah di laut juga menjadi masalah utama perairan Indonesi . Sampah laut ini, lanjutnya, punya efek jangka panjang. Yang paling parah adalah mampu mempengaruhi ekosistem laut yang berujung pada perubahan genetik. Sampah laut ini sendiri sebanyak 80 persen berasal dari darat.
Di akhir, Menteri Luhut mengingatkan bahwa saat ini tingkat produktivitas kita rendah di hampir semua lini. Untuk itu, produktivitas, efisiensi dan knowledge generasi muda harus ditingkatkan. Selain itu, kita juga harus memperbaiki kualitas SDM serta punya disiplin yang baik. “Bila kita mau bersaing di era global kita harus kompak. Bila terus bertengkar maka masalah tidak akan selesai. Mahasiswa harus turun mencari solusi. Salah satu hal yang harus kita perkuat adalah pendidikan dan nasionalisme kita,” tutupnya. (**)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *