Wagub Jatim Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendorong para mahasiswa untuk menjadi agent of change atau agen perubahan di tengah-tengah masyarakat. Karena menurutnya, para mahasiswa adalah orang-orang pilihan yang memiliki tanggung jawab besar membawa kemajuan bangsa.

Hal tersebut disampaikannya saat memberikan kuliah umum di depan mahasiswa baru (Maba) Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Kampus UNESA Ketintang Surabaya, Kamis (15/8) sore.

Emil, sapaan lekatnya lantas mencontohkan Mark Zuckerberg, pemilik dan pendiri facebook. Menurutnya, bila Mark lahir di keluarga tidak mampu mungkin waktunya akan habis untuk bekerja mencari nafkah, bukan membuat program atau programming dan menemukan facebook. Namun karena dia memiliki waktu, dirinya bisa melakukan programming dan akhirnya membuat facebook.

“Artinya tidak ada dari kita yang hebat sendiri, kita ditolong oleh keadaan kita masing-masing. Jadi jangan pernah lupa bersyukur. Kita disini karena ada orang tua kita yang mendukung, kita punya kesehatan, kesempatan, kemampuan maka sudah menjadi tugas kita untuk give back kepada masyarakat,” katanya.

Cara paling sederhana mahasiswa memberikan give back kepada masyarakat yakni dalam bentuk belajar yang benar. Bagaimana mereka menyelesaikan pendidikan dengan baik.

Apalagi, menurut Emil, realita hari ini ijazah saja tidak cukup. Bahkan, beberapa perusahaan ternama di dunia sudah menghilangkan ijazah sebagai syarat menerima pegawai.

“Karena katanya orang kalau sudah megang ijazah jadi kaku, tidak mau beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan di luar. Hari ini yang dibutuhkan adalah fleksibilitas dan kreativitas. Contohnya saya, lebih dari 60 persen ilmu yang saya gunakan sekarang untuk kerja adalah ilmu di luar bangku kuliah. Namun 40 persen ilmu yang saya pelajari di bangku kuliah membantu saya memahami dan menyerap 60 persen tadi,” katanya.

Terkait lulusan teknik, lanjut Emil, saat ini insinyur ada organisasi yang namanya Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Sehingga insinyur juga ada jenjangnya mulai profesional, pemula, madya dan utama. Jenjang ini diperoleh baik dari praktek kerja maupun pendidikan profesi dan kemudian diuji.

“Karena insinyur adalah profesi yakni sebuah vokasi yang harus bisa menjawab kebutuhan hari ini. Misal lulusan teknik informatika mengambil sertifikasi dari CISCO dll untuk memperkuat profesinya. Ini dilakukan karena dunia terus berubah sehingga kita harus menjadi life long learner. Jadi belajar tidak pernah selesai,” kata Emil.

Kata kunci ke depan bagi mahasiswa di fakultas teknik, sebut Emil, adalah harus membuka cakrawala. Jangan menunggu lulus untuk melakukan itu. Mahasiswa harus membuka cakrawala sedini mungkin, apalagi saat ini Bangsa Indonesia masih membutuhkan banyak insinyur.

“Adik-adik sekalin ada di jurusan dan saat yang tepat. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Indonesia menunggu adik-adik sekalian,” pungkasnya.

Sebelumnya, Emil bersama Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan M.Kes meresmikan Gedung Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Unesa. Ia berharap dengan diresmikannya gedung baru ini bisa mendorong lahirnya SDM berkualitas dan bermanfaat bagi semua. (RR)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *