Wagub Jatim: Survey Dijadikan Sebagai Indikator Pelayanan Publik

  • Whatsapp
Wakil Gubernur Prov Jatim Berfoto Bersama Dengan Dokter Dan Perawat Yang Sedang Bertugas Di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

Ada Masalah? tidak ada, apa ibu waktu mencari kamar apakah sulit langsung dijawab tidak, terus siapa yang membayari ibu, dijawab semua ditanggung oleh BPJS. Apa ibu diperlakukan dengan baik disini, langsung dijawab baik, ada masalah, tidak ada. “Jadi, saya gembira sekali jawaban secara langsung dari pasien ini. karena Survey merupakan salah satu alat atau indikator untuk mengukur sebuah pelayanan. Karena sekarang ini, tidak hanya pilkada saja yang membutuhkan survey, pelayanan publikpun juga perlu dan butuh survey sebagai indikator keberhasilan pelayanan.
“Untuk itu, saya minta kepada Pimpinan RSSA Malang setiap tiga bulan sekali hendaknya selalu membuat atau melakukan survey di bidang pelayanan publik. Bidang pelayanan mana yang harus segera diperbaiki dan bidang pelayanan publik apa yang harus segera ditingkatkan,” pinta Gus Ipul panggilan akrap Wagub Jatim.

Perttanyaan-pertanyaan tersebut, disampaikan secara langsung Wakil Gubernut Jawa Timur Drs. Saifullah Yusuf yang sekaligus beliau selaku Katua Umum Satgas Pencegahan dan Pemberantasan Pungli Jatim, kepada para pasien saat melakukan Sidak Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber) di lingkungan RSSA Malang, Selasa (11/4) siang.

Dikatakan, untuk mengetahui baik-buruknya atau berhasil- tidaknya pelayanan kita kepada masyarakat, salah satu caranya adalah lembaga atau rumah sakit ini harus mau terbuka kepada publik. Dan sekaligus lembaga ini harus mau menerima kritik, saran atau penilaian dari konsumen. Dengan begitu, institusi ini bisa mengetahui dengan segera pelayanan- pelayanan mana yang harus segera diperbaiki dan dibidang apa lagi yang harus segera ditingkatkan.
Selanjutnya Gus Ipul mengatakan, Rumah Sakit ini yakni RSSA Malang merupakan Rumah Sakit Rujukan makanya harus yang terbaik. Dan Rumah sakit seperti ini, pasti jumlah pasiennya pun berlebih, kalau sudah begitu untuk melayani pasienpun tidak gampang. Karena perbandingan antara jumlah pasien dan jumlah kamar sudah tidak seimbang. Sebab, jumlah kamarnya hanya sedikit dan tidak mencukupi, tapi jumlah permintaan kamar untuk pasien yang akan menginap lebih banyak atau besar.

Dan RSSA Malang ini lanjutnya, merupakan Rumah Sakit Penyangga wilayah Jawa Timur bagian selatan, kalau Soetomo itu untuk di tengah, dan wilayah barat RS Soedono Madiun serta wilayah Timur adalah Rumah Sakit Soebandi yang ada di Jember. Nah, rumah sakit-rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit milik provinsi yang menjadi penyangga kita. “Untuk meng-antisipati melubernya pasien yang datang rumah sakit, kita sudah menggunakan sistem rujukan. Tapi yang namanya masyarakat itu belum puas kalau belum dibawa ke Rumah sakit,”jelas Gus Ipul.
Nah itulah yang kadang-kadang menjadi masalah, sementara Bapak Gubernur sudah mengeluarkan kebijakan yang harus dan wajib dipraktekkan di semua rumah sakit. Siapapun dan dari manapun pasien yang datang ke Rumah Sakit Provinsi tidak boleh ditolak, tapi harus tetap dilayani dengan baik dan diobati sampai tuntas.

Padahal, ada pasien yang cukup primer yang semestinya cukup ditangani oleh puskesmas saja. Tapi karena pasien tersebut merasa belum puas kalau belum dibawa ke rumah sakit hal seperti inilah yang menjadikan pelayanan kita overlote atau kelebihan.” RSSA ini sudah merupakan Puskesmas raksasa dan tempatnyapun sudah terbatas. Ya sistem rujukan itu yang salah satu kita pakai dan yang kedua adalah cara berfikir atau mental dari karyawan rumah sakit yang harus dirubah. Maksudnya harus disamakan pola pikirnya yaitu jangan membeda-bedakan pasien, sebab kadang-kadang masih ada keluhan dari pasien tapi tidak banyak.

Tapi, Alhamdulillah Syaiful Anwar dan Dr. Soetomo, merupakan rumah sakit yang mendapat Akreditasi Paripurna jadi pelayanannya sudah bagus. Tapi namanya manusia sekali-sekali kalau masih ada kekuarangan ya mohon maaf dan kita selalu akan memperbaiki terus. Tapi prinsipnya rumah sakit tidak boleh menolak pasien, dan RSSA ini juga ada kotak aduan atau kotak pelayanan.
Kaitannya saya survey ini dengan Saber Pungli, itu sebabnya tadi saya menanyakan langsung ke pasien tentang rawat inap atau rawat jalan dan masalah tarikan uang atau apa yang menyangkut dengan pasien di RSSA ini. Semua itu harus ditanyakan langsung ke pasien karena ini adalah survey dan hal seperti ini akan terus menerus dilakukan. Tujuannya, agar mendapat rujukan atau acuan yang bisa dijadikan indikator sebagai keberhasilan di dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat yang bersih tanpa pungli.

Syaiful Anwar adalah salah satu rumah sakit yang akan dijadikan model, kalau Syaiful Anwar bagus, ini akan menginspirasi rumah sakit-rumah sakit yang lain. Dan saya ditugasi oleh Bapak Gubernur untuk mengecek Saber Pungli yang ada di provinsi (dibentuk provinsi) bukan saber Pungli yang ada di Pusat (yang dibentuk Presiden).Kalau Saber yang dibentuk Presiden itu ketuanya langsung Polisi, Kalau saya ini Ketua Umum Saber Pungli Jatim bersama Pak Asisten Administrasi dan Umum, Pak Nur dan yang lain ditugasi untuk melakukan pencehan atau promotive preventive di RSSA ini.

Kami datang kesini ini dengan tujuan untuk mengingatkan dan pencegahan jangan sampai kita-kita ini yang mempunyai tugas pelayanan publik ini melakukan hal-hal yang kurang baik atau tidak sesuai dengan aturan. “Yaitu memberikan pelayanan publik dengan tidak memenuhi aturan yang ada demi untuk mendapatkan tambahan atau pungli. Itu jangan sampai terjadi di RSSA ini,” jelasnya.
“ Selama Saber Pungli dibentuk oleh bapak Gubernur, saya sudah mendapat dua pengaduan masalah perijinan yang ada di Kab/Kota. Jadi, kedua pengaduan tersebut kami serahkan kepada Kab/Kota,” kata Wagub. Jatim yang sekaligus selaku Ketua Umum Saber Pungli jatim.

Sebelum mengakhiri Sidak Saber Pungli di RSSA ini Gus Ipul, berkenan mendatangi ruang rawat inap khusus untuk penyakit dalam, tumor dan kanker untuk melihat dan berwawancara langsung dengan pasien. Agar mendapat jawaban dan masukan langsung dari pasien tentang bagaimana pelayanan RSSA kepada pasien dan keluarga.(**)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *