KUPANG, beritalima.com – Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi mengharapkan agar perbedaan-perbedaan yang terjadi selama pemilihan umum (pemilu) serentak yakni presiden dan wakil presiden serta legislatif pada 17 April lalu segera diakhiri. Semua pihak baik itu peserta atau calon legislatif maupun masyarakat harus bisa menerima apapun hasilnya.
“Masa kampanye yang panjang kurang lebih enam bulan telah membuat masyarakat terbagi-bagi sesuai dengan pilihannya masing-masing. Namun dengan berakhirnya pesta demokrasi ini, maka kita harus akhiri juga pembagian-pembagian itu,” jelas Wagub Nae Soi saat menyampaikan sambutan pada acara pembukaan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilu Tahun 2019 Tingkat Provinsi NTT di Hotel Sahid T-More, Kupang, Selasa (7/5).
Menurut Wagub, pilihan masyarakat harus dihormati dan dijunjung tinggi. Menerima hasil pemilu dengan jiwa besar, yang menang dan kalah tetap bersatu. Tetap menjunjung tinggi kebersamaan dan toleransi. Apalagi masyarakat NTT sangat menjunjung tinggi perbedaan dan kebhinekaan.
“Hasil pemilu sebentar lagi akan diumumkan. Hasil itu wajib kita terima karena itu pilihan rakyat. Kalau kita meyakini vox populi, vox Dei (suara rakyat adalah suara Tuhan, red), kita pasti akan menerima apapun hasilnya,” jelas Wagub Nae Soi.
Lebih lanjut mantan Staf Khusus Kementerian Hukum dan HAM itu mengapresiasi semua penyelenggara Pemilu baik itu Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), TNI/Polri dan terutama masyarakat pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab. Pemilu serentak yang merupakan sejarah baru dalam demokrasi Indonesia terbukti telah berjalan lancar. Proses rekapitulasi telah berjalan sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan. Wagub meminta agar para petugas yang melakukan rekapitulasi bertindak dengan jujur, teliti dan cermat.
“Diakui memang ada kesulitan dan hambatan dalam penyelenggaraan. Tapi berkat kerja keras dan pengorbanan luar biasa dari semua penyelenggara khususnya Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), TNI/Polri, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), semuanya bisa dilalui dengan baik. Bahkan ada yang sampai meninggal dan sakit, kita memberikan penghormatan besar serta mendoakan mereka,” pungkas Wagub Nae Soi.
Sementara itu, Ketua KPUD NTT, Thomas Dohu dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah menyukseskan pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu serentak. Dinamika dan mobilisasi yang tinggi sangat terasa dalam penyelenggaraan pemilu . Dengan menjunjung tinggi prinsip akuntabilitas, semua proses rekapitulasi mulai dari Tempat Pemungutan Suara (TPS), PPK,Kabupaten dan provinsi bersifat terbuka. Semua orang bisa terlibat dan mengawalnya.
“Sehingga apapun hasilnya, betul-betul karena itu dilaksanakan dengan jujur dan adil. Rekapitulasi akan dilanjutkan di tingkat nasional selanjutnya diadakan penetapan hasil rekapitulasi. Penetapan tersebut menjadi acuan untuk melakukan gugatan kalau ada keberatan. Kami sangat percaya proses ini akan berjalan lancar,aman dan sukses karena kita semua menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan persatuan, ” jelas Thomas Dohu.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua KPUD mengungkapkan terdapat 8 orang petugas KPPS dan PPK serta seorang anggota polisi di NTT meninggal dunia selama proses rekapitulasi. Mereka adalah pahlawan-pahlawan demokrasi.
Proses rekapitulasi tingkat Provinsi rencananya akan dilaksanakan dari tanggal 7 sampai dengan 10 Mei 2019. (L. Ng. Mbuhang/Biro Humas Setda NTT)