ACEH, Beritalima – Sebanyak 20 siswa/i dari Provinsi Nusa Tenggara Barat mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara tahun 2017 di Aceh. Kehadiran mereka diterima langsung oleh Wakil Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah MT. di Balai Sidang Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Selasa 25 Juli 2017.
Kepada semua siswa asal Daerah yang terkenal dengan wisata laut di Lombok itu, Nova mengajak untuk menikmati keindahan dan mengenal sejarah dan kebudayaan Aceh, sehingga wawasan nusantara bisa dipahami dengan sempurna.
“Aceh adalah salah satu destinasi wisata halal terbaik dunia. Silakan nikmati tempat wisata, kesenian dan kebudayaan serta kuliner di bumi Serambi Mekkah ini,” ujar Nova.
Nova memastikan, Aceh merupakan Daerah yang aman. Angka kriminal di provinsi paling ujung barat ini merupakan yang terendah di Indonesia.
“Aceh sudah aman Tinggal lagi Masyarakat Nusantara harus merasanya aman di sini,” kata Nova.
Nova yakin bahwa seluruh siswa dari NTB yang akan tinggal di rumah warga tersebut, akan merasanyaman. Ada sebuah falsafah yaitu peumeulia jamee, sebuah istilah Aceh yang berarti memuli akan tamu. Kultur turun-temurun itu menjadikan Masyarakat Aceh selalu menempatkan tamu sebagai orang yang dimuliakan.
“Saya berharap, para siswa ini bisa menceritakan tentang Aceh kepada Masyarakat NTB,” kata Wagub Nova.
Sementara itu, Ismail Midi, Ketua Panitia, menyebutkan program yang disponsori oleh Badan Usaha Milik Negara, itu sudah berjalan tiga tahun. Lewat kegiatan itu, diharapkan para siswa bisa memahami wawasan sosial budaya, wawasan pendidikan dan wawasan tentang BUMN.
“Kita ingin mengenalkan Nusantara sejak dini kepada para siswa,” ujar Ismail.
Selain siswa NTB, Ismail melaporkan bahwa sebanyak 23 siswa Aceh (juga 2 siswa Sekolah Luar Biasa) juga mengikuti acara serupa di Provinsi NTB, Para siswa Aceh itu akan mengikuti program itu mulai 21 hingga 31 Juli 2017.
“Sementara siswa NTB akan berada di Aceh 24 Juli hingga 2 Agustus mendatang, Kita berharap mereka bisa menjadi duta Aceh nantinya di kampung halaman mereka,” ujar Ismail Midi,’’(Aa79)