Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menjelaskan, kepastian mengenai pembangunan jalan tol tersebut diperoleh setelah menanyakan kembali ke Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukimam (Prasjal Tarkim) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Pembangunan jalan tol tersebut masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumatera Barat 2016-2021.
“Setelah menanyakan kembali ke SKPD terkait, ternyata jalan tol Padang-Bukittinggi jadi dibangun dan sudah masuk RPJMD,” katanya, Kamis (19/5).
Pembangunan jalan tol tersebut, kata Nasrul masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Prasjal Tarkim seperti jalan strategis nasional dan jalan provinsi. Selama dua tahun ke depan, proses yang akan dijalani adalah tahapan pembebasan lahan.
Kepala Dinas Prasjal Tarkim Sumatera Barat Suprapto membenarkan rencana pembangunan jalan tol tersebut. Menurutnya, pembangunan jalan tol itu akan dimulai dari Padang – Sicincin – Padangpanjang lalu keluar di Bukittinggi dan lanjut ke Payakumbuh hingga perbatasan Riau.
“Saat ini tengah mencari solusi untuk titik ruas jalan di Pasar Koto Baru Padangpanjang apakah akan digeser atau dibangun fly over,” ujarnya.
Pembangunan jalan tol tersebut, menurut Suprapto juga sudah masuk dalam RPJM nasional, namun pembiayaannya melalui pihak ketiga karena dananya cukup besar. Lima tahun ke depan, pengerjaan hanya sekitar 40 km di jalur Duku-Sicincin.
“Dananya cukup besar, mencapai Rp9,15 triliun dengan perkiraan per kilometer akan menghabiskan dana sekitar Rp50 miliar,” terangnya.
(pdm/feb/rki)