SURABAYA, Beritalima.com | Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Dr. Ir. H. Wahid Wahyudi, MT Jumat (27/3/2020) mendapatkan kunjungan dari organisasi Yayasan Jati Diri Bangsa (YJDB) Provinsi Jawa Timur.
Dalam pertemuan tersebut disinggung tentang kinerja YJDB sebagai organisasi masyarakat yang memiliki misi dan misi membantu pemerintah sebagai mitra dalam mewujudkan program – programnya.
Sementara itu, menurut Wahid, sebagai organisasi yang sudah valid dan dikenal khalayak, Jatidiri Bangsa harus ikut serta melakukan berbagai hal yang berkepentingan dengan masyarakat.
“Utamanya sekarang ini seluruh masyarakat Indonesia, bahkan negara-negara di dunia tengah mendapatkan ujian, Kita lagi prihatin. Covid 19 sudah memakan korban puluhan ribu orang,”terang Wahid.
“Pemerintah sudah berupaya meminimalisir agar penyebaran Covid 19 ini tidak semakin banyak memakan korban lagi. Anak-anak sekolah juga diliburkan. Untuk itu, saya menghimbau agar semua elemen masyarakat ikut serta membantu pemerintah untuk mentaati protokol Kemenkes, ” tukas Wahid.
Mantan Kadishub Jatim ini juga meminta agar Yayasan Jati Diri Bangsa memiliki kepedulian terhadap kesulitan pemerintah dalam menangani Covid 19
“Ikutlah membantu pemerintah, Misalkan nyumbang APD ke pemprov Jatim, atau ke kelurahan kecamatan yang membutuhkan bantuan, Bisa berupa hand sanitizer, atau penyemprotan disinfektan, atau memberikan masker,”tambahnya.
5 pengurus Yayasan Jati Diri Bangsa, Sri Sudarti, SH, MH, Mijoto, SH, Moch. Efendi, SH, Nedy dan Septono, SH yang ikut bertandang ke kantor Dinas Pendidikan Jatim tersebut juga menyanggupi untuk membantu apa yang dibutuhkan masyarakat, meski mungkin tidak terlalu banyak.
“Kami akan upayakan untuk membantu memberikan apa yang dibutuhkan masyarakat. Ya mungkin enggak banyak, tetapi kami selalu berkomitmen untuk menjadi mitra pemerintah. Kalau dalam hal ini yang dibutuhkan adalah APD, kami akan usahakan, “tutur sri Sudarti, SH, MH Sekretaris Jatidiri Bangsa.
Wahid mengakui bahwa saat ini adalah masa sulit bagi dunia pendidikan. Dengan adanya Covid 19 ini, bukan hanya para tenaga pendidik yang kesulitan melakukan kegiatan belajar mengajar, tetapi para siswa juga merasakan kesulitan berinteraksi tanpa adanya guru yang menerangkan materi pelajaran
“Kita banyak menerima keluhan, tetapi mau gimana lagi. Kondisi tidak memungkinkan kita untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar ini. Untuk siswa kelas 12 yang seharusnya baru tahun depan ditiadakan UN, karena Covid 19 ini, program tersebut dimajukan. Jadi siswa kelas 12 tahun ini tidak ada UN, “ungkapnya.
Wahid menyebutkan, program pendidikan ditahun depan lebih mengarah pada pendidikan karakter. Wahid mengacu pada kemendikbud Nadiem Makarin yang sudah melakukan survei karakter.
“Beliau ini dari kecil sudah mengenyam pendidikan di luar negeri. Beliau sangat paham bahwa pendidikan karakter sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia. Kenapa? Karena para siswa Indonesia belum memiliki karakter kepribadian yang bisa dipertanggungjawabkan. Masih banyak siswa yang melakukan tindakan kekerasan terhadap teman mereka. Bullying ini sangat berbahaya, karena menimbulkan trauma bagi para korban, “tegas Wahid.
Dalam pembicaraan yang lain, Wahid menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Jati Diri Bangsa, harus melibatkan kaum milenia. Saat ini pemprov Jatim tengah fokus melibatkan kaum milenia dalam berbagai kesempatan.
“Kita juga harus melibatkan kaum milenia untuk ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan. Kaum milenia harus berinteraksi dengan para senior. Jika memungkinkan, buatlah program yang membumi, yang melibatkan semua unsur masyarakat, termasuk kaum milenia. Kaum milenia ini lebih kreatif, tangkas, cerdas dan harus diupayakan lebur dengan kita, supaya mereka juga memiliki tanggung jawab terhadap masa depan bangsa Indonesia. Terutama masa depan masyarakat Jatim, “pungkasnya. (yul)