Atambua, 27 Februari 2019 (Humas Bakamla RI)— Wakil Bupati Belu J.T. Ose Luan mengajak masyarakat tepian negeri di Belu untuk mengambil manfaat dari kegiatan pembentukan Potensi Keamanan Maritim (Poksimar) dan Ceramah Maritim oleh Bakamla, serta menjadikannya motivasi untuk berbuat hal yang benar di laut. Ajakan itu diserukannya saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan secara resmi di Balai Desa Dualaus, Kab. Belu, Prov. Nusa Tenggara Timur, Rabu (27/2/2019).
Pertemuan dengan masyarakat tepian negeri di Belu digelar Bakamla dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat pesisir dan perbatasan dalam menjaga keamanan dan keselamatan laut, dengan melibatkan BNN Belu dan Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi).
Kegiatan dibuka dengan sambutan Direktur Kerja Sama Bakamla yang dibacakan oleh Plt. Kasubdit Potensi Keamanan dan Keselamatan Laut Kolonel Bakamla Eli Susiyanti, S.H., M.H., M.M. dan menghadirkan dua orang nara sumber yaitu Kepala BNN Belu Ferdinandus Bone Lau, S.IP. yang mensosialisasikan tentang “Partisipasi Masyarakat Pesisir dan Perbatasan dalam Upaya Pencegahan Penyelundupan Narkoba Melalui Jalur Laut” dan dari Askalsi menghadirkan Ketua Bidang Hubungan Antar Instansi Eki Pratama, membahas tentang Sistem Komunikasi kabel bawah laut.
Menurut Ferdinandus, hari ini merupakan jalan untuk mempertemukan BNN dengan Bakamla di Belu untuk menyelamatkan laut. Dilaut itu sangat rawan, ujarnya. Jalur perdagangan narkoba paling rawan 70 persen melewati jalur laut. Dan tercatat 30 orang setiap hari meninggal karena narkoba atau 11.071 jiwa per tahun, lanjutnya.
Faktor penyebab narkoba berjaya di laut, diantaranya, bisa jadi bapak-bapak nelayan dimanfaatkan sebagai kurir tanpa bapak sadari, jelasnya pula. Di Belu ini yang paling rawan adalah menjadi kurir, ungkapnya.
Sementara itu, Eki menghimbau masyarakat maritim turut menjaga kabel komunikasi bawah laut sebagai aset negeri, agar tidak terjadi putus kabel. Tahun 2018, katanya, terjadi 18 kali putus kabel dimana 2 kejadian disebabkan gempa, dan sisanya disebabkan jangkar dan rumpon.
Dikatakannya, bahwa jika kabel laut terputus maka komunikasi melalui berbagai media juga akan terputus dan merugikan masyarakat sendiri. Itulah kenapa masyarakat juga perlu paham tentang keberadaan kabel bawah laut ini. Harapannya, setelah bekerja sama dengan Bakamla, hal ini akan lebih sering tersosialisasikan dan diketahui masyarakat luas. Dan juga tidak ada lagi kejadian kabel putus karena jangkar atau rumpon, ucapnya.
Meskipun ditengah teriknya matahari Atambua, namun rangkaian acara berlangsung dengan lancar dan semangat. Acara diwarnai pula dengan penyerahan life jacket secara simbolis oleh Wakil Bupati Belu, Plt. Kasubdit P2K2L Bakamla dan Ketua Bidang Hubungan Antar Instansi Askalsi, yang pada kesempatan tersebut juga memberikan dukungan 65 life jacket kepada para nelayan.
Pada akhir acara, Kolonel Bakamla Eli memimpin jalannya simulasi pelaporan tindak kegiatan ilegal dilaut yang dilakukan oleh 3 orang perwakilan nelayan dengan menggunakan media Call Center Bakamla 1500500. Turut mendukung fasilitasi kegiatan yaitu Kepala Desa Dualaus Oktobiyalis Nape.