SUMENEP, beritalima.com| Dalam mencapai percepatan eliminasi TBC tahun 2024 di Kabupaten Sumenep perlu dukungan semua elemen masyarakat, karena temuan kasus penyakit itu di kurun waktu tiga tahun terakhir cenderung naik secara fluktuatif.
Wakil Bupati Sumenep, Hj. Dewi Khalifah, SH, MH, M.Pd.I mengharapkan keterlibatan organisasi masyarakat utamanya organisasi perempuan semisal PKK, Muslimat, Fatayat, Aisiyah dan BAZNAS untuk berperan aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang menderita TBC agar berobat sampai tuntas tidak berhenti di tengah jalan.
“Keterlibatan peran organisasi masyarakat atau perempuan yang mempunyai jaringan hingga akar rumput sangat mendukung untuk menyukseskan program pencegahan dan pengendalian TBC (Tuberkulosis),” kata Wakil Bupati pada Lokakarya Penanggulangan TBC di masa pandemi COVID -19, di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Sumenep, Senin (31/05/2021).
Melalui organisasi itu, dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit TBC dan cara-cara untuk mencegah penularan penyakitnya di tengah masyarakat, sehingga gerakan partisipasi lintas sektor mendorong percepatan eliminasi TBC tahun 2024 di Kabupaten Sumenep.
“Masyarakat yang terinfeksi TBC penting untuk mendapatkan pemahaman supaya melakukan pengobatan penyakitnya hingga tuntas, dalam rangka memutus mata rantai penularannya,” tutur Wakil Bupati dari Bupati Sumenep Achmad Fauzi ini.
Ia menyatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep menunjukkan bahwa penemuan kasus TBC dalam kurun waktu tiga tahun terakhir cenderung naik secara fluktuatif.
Jumlah kasus TBC pada tahun 2018 ditemukan 1.709 kasus, tahun 2019 sebanyak 1.882 kasus, dan pada tahun 2020 adalah 1.667 kasus, tetapi penemuan kasus ini masih belum mencapai target, karena diperkirakan jumlah penderita TBC sebanyak 2.202 orang.
“Angka kasus TBC di Kabupaten Sumenep untuk di Jawa Timur menempati ranking pertama jumlah penderita terbanyak,” tutur Wakil Bupati Dewi Khalifah.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Agus Mulyono mengungkapkan, saat ini, TBC masih menjadi masalah kesehatan di tengah masyarakat, karena kasusnya sangat tinggi di daerah.
“Kami berkomitmen untuk memberikan pengobatan secara tuntas kepada masyarakat penderita TBC termasuk pencegahan penularan dalam keluarganya secara maksimal, sehingga Kabupaten Sumenep yang bekerja sama dengan Stop TB Partnership Indonesia (STPI), bisa mencapai eliminasi TBC tahun 2024,” pungkasnya.
(**)