SURABAYA, Beritalima.com – Statement yang disampaikan oleh menteri keuangan Sri Mulyani bahwa guru membebani APBN, menuai berbagai kontroversi. Sebagian besar rakyat Indonesia terpancing emosinya, karena menganggap apa yang diucapkan oleh seorang menteri tersebut sangat tidak layak dan menyinggung perasaan.
Wakil ketua DPRD provinsi Jatim Sri Wahyuni menyampaikan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menanyakan perihal gaji guru honorer dan PPPK.
“Kalau guru yang gajinya di bawah UMR masih banyak ya, kalau dosen itu kan banyak universitas yang gajinya sudah tinggi. Saya mendukung kalau misalkan itu di sejahterakan, dinaikkan. Misalkan dari guru TK guru-guru GTT yang yang belum terakomodir PTT itu diperjuangkan, ndak masalah. Saya sangat inspirasi sekali. Iya sangat-sangat mendukung, sangat setuju sekali kalau seandainya itu ditingkatkan, baik status maupun gajinya,” terang politisi partai Demokrat ini.
Wanita cantik berhijab yang selalu tampil cool ini mengakui jika apa yang disampaikan oleh menteri keuangan Sri Mulyani, sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya presiden Prabowo Subianto justru mengalokasikan anggaran pendidikan, baik untuk gaji guru honorer (berupa BOS) maupun dana transfer ke provinsi yang bisa dialokasikan untuk gaji PPPK dan MBG dengan nilai yang sangat tinggi, yaitu sebesar Rp 757,8 triliun.
Namun Sri Wahyuni menyayangkan jika pemerintah pusat ternyata tidak akan mengeluarkan anggaran itu, dipastikan nasib guru honorer maupun PPPK tentu memprihatinkan.
“Kasihan, mungkin bisa dikerjasamakan dengan Kabupaten ya. Kalau APBD-nya Kabupaten tinggi, guru honorer bisa diangkat menjadi PPPK. PPPK diangkat dari kabupaten, ndak dari pusat. Seperti Bojonegoro itu kan ngangkat P3K dari kabupaten,” sambungnya.
Sri Wahyuni menambahkan, sebagai wakil rakyat tentu saja dirinya betul-betul akan memperjuangkan nasib guru agar lebih sejahtera.
“Karena bagaimanapun, guru itu sangat berjasa dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat. Jasa guru itu tak terkira. Semua menjadi pintar, menjadi pejabat, menjadi pengusaha, menjadi tokoh-tokoh besar, semua berawal dari guru yang mendidik mereka semua, yang mengajari kita ilmu pengetahuan dan membimbing kita penuh kesabaran,” pungkasnya.(Yul)