Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Dorong Pemerintahan Jokowi Dukung Produk Inovasi

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi VII DPR RI membidangi Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ilmu Pengetahuan & Teknologi (Iptek) serta Lingkungan Hidup (LH), Dr H Mulyanto meminta Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) aktif menciptakan siklus permintaan untuk menunjang pengembangan produk inovasi hasil karya peneliti dalam negeri.

Selama kebijakan ini tidak dibuat, jelas Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI bidang Industri dan Pembangunan tersebut kepada Beritalima.com, Jumat (25/12), dirinya memperkirakan pengembangan produk inovasi bakal jalan di tempat. Temuan peneliti itu hanya akan menjadi koleksi dan penanda pencapaian penelitian tetapi tidak bisa menjadi produk yang dapat digunakan masyarakat sehari-hari.

“Saya mendorong Pemerintah membangun sistem yang memungkinkan setiap produk inovasi dalam negeri dapat diterima masyarakat. Karena memang secara kualitas produk inovasi dalam negeri kita tidak kalah dibanding produk negara lain,” ujar Mulyanto.

Sebelumnya, Menteri Riset&Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro mengeluh produk inovasi ventilator Covid-19 tidak laku di pasaran. Dokter masih belum berani menggunakan ventilator buatan dalam negeri karena ragu kualitas produk. Ada juga yang beralasan kebutuhan ventilator sudah cukup melalui pengadaan impor dan lain sebagainya.

Menurut Mulyanto, Pemerintah harus mendorong penyerapan produk inovasi domestik ini baik melalui pengadaan pemerintah (government procorument) maupun membangun atmosfer yang kondusif sehingga produk inovasi para peneliti domestik dapat diserap pasar dalam negeri.

Pemerintah juga perlu memikirkan skema insentif buat pengguna inovasi domestik agar kapasitas produksi industri dalam negeri meningkat dan terus mampu menghasilkan inovasi domestik yang makin canggih. Kalau sisi permintaan tidak tumbuh, pada sisi penyediaan produk inovasi domestik ini akan mandeg stagnan.

“Bagaimana mungkin produk inovasi dapat berkembang dengan baik kalau produk itu tidak ada yang beli. Semakin tinggi permintaan industri semakin dapat belajar dalam menghasilkan produk yang dibutuhkan konsumen dengan kualitas baik dan harga terjangkau. Pada prinsipnya, konsumen itu yang membayar “uang sekolah” bagi industri untuk belajar dan tumbuh,” papar Mulyanto.

Ditambahkan, untuk membangun industri domestik yang kuat, Pemerintah perlu mengedukasi masyarakat agar mau membeli produk dalam negeri. “Budaya cinta produk dalam negeri serta penghargaan atas prestasi para ahli domestik perlu ditumbuhkan dalam masyarakat kita. Jangan sampai masyarakat gandrung dan bangga membeli dan memakai produk impor yang branded. Kita harus membangun budaya membuat bukan sekedar budaya membeli,” kata Mulyanto.

Pada sisi lain, kata Mulyanto, Pemerintah jangan meminta peneliti menjual dan memasarkan produk inovasi mereka sendiri. Beri kesempatan kepada kalangan entrepreneur dan industri untuk memproduksi dan memasarkan produk inovasi yang sesuai dan dibutuhkan oleh konsumen. “Kasihan bila peneliti juga harus memasarkan produk riset mereka,” imbuh Mulyanto.

Sebelumnya, Menristek saat acara Bakti Teknologi di Kampus Universitas Udayana Denpasar, Rabu (23/12) memperkenalkan produk inovasi Covid-19 seperti ventilator, rapid test dan inovasi yang tak ditemukan di luar negeri sekalipun.

Dia menunjuk contoh GeNose, alat deteksi Covid-19 lewat buangan napas dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Namum, sayang, kata Bambang, produk ini tidak diterima di pasaran. Konsumen masih lebih percaya pada produk luar yang mempunyai merek. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait