Wakil Ketua Fraksi PKS Pertanyakan Kinerja Pemerintah Soal Target Jargas

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil rakyat di Komisi VII DPR R membidangi Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Dr H Mulyanto kecewa laporan dari Kementerian ESDM tentang realisasi target pembagunan Jaringan Gas (Jargas) yang baru mencapai 16,5 persen dari yang ditetapkan.

Karena itu, dia mendesak Kementerian ESDM mempercepat pembangunan Jargas secara nasional agar program substitusi impor LPG dengan gas alam segera terlaksana. Percepatan pembangunan jargas penting karena dapat menekan defisit transaksi berjalan dan mengokohkan ketahanan energi nasional.

“Target Pemerintah pimpinan Joko Widodo (Jokowi) 2024 jargas untuk 4 juta sambungan rumah tangga, realisasi sampai dengan 2020, baru total 660.000 sambungan sekitar 16.5 persen. Masih jauh dari target, padahal waktu yang tersisa tinggal 3 tahun lagi,” ujar Mulyanto dalam keterangan pers kepada Beritalima.com, Jumat (18/12) malam.

Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bidang Industri dan Pembangunan tersebut menilai program substitusi LPG dengan gas alam ini penting untuk dilaksanakan karena secara langsung akan menghemat devisa negara.

Menurut hitungan Perusahaan Gas Negara (PGN), lanjut wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten tersebut, dengan memanfaatkan gas alam, negara dapat menghemat anggaran Rp 3,3 triliun/tahun. Hal itu disebabkan harga gas alam lebih murah dan cadangannya berlimpah.

Sedangkan di sisi masyarakat, pemanfaatan gas alam dapat mengurangi pengeluaran secara total hingga Rp 0,3 triliun/tahun. Dalam mengurangi ketergantungan kepada impor Kementerian ESDM beberapa waktu lalu mengumumkan rencana substitusi LPG dengan Dimethyl Ether (DME), sebagai hasil gasifikasi batubara berkalori rendah.

Sepanjang menguntungkan dan sesuai keekonomiannya, upaya tersebut komplementatif DME ini bagus-bagus saja untuk dikembangkan. “Yang penting, berbagai target kinerja Pemerintah tercapai. Pemerintah harusnya fokus pada pilihan strategi yang diambil untuk mencapai target substitusi impor LPG. Jangan banyak wacana sehingga capaian target minim,” jelas.

Berdasarkan data Kementerian ESDM yang dihimpun dari Neraca Gas Bumi Indonesia 2018-2027, per Januari 2017 Indonesia memiliki cadangan gas bumi 142,72 TSCF atau setara dengan 1,53 persen cadangan gas bumi dunia. Dari jumlah itu, 100,36 TSCF merupakan cadangan gas terbukti dan 42,36 TSCF merupakan cadangan gas potensial.

Kementerian ESDM mencatat, lifting gas bumi Indonesia akan mengalami fluktuasi hingga mencapai puncaknya di 2022 yakni 8.661 MMSCFD, kemudian mengalami penurunan menjadi 8.048 MMSCFD di 2027 nanti. Tahun lalu, lifting gas bumi Indonesia berada di level 1.060 MBOEPD.

“Tahun ini pemerintah mematok target lifting gas bumi 1.191 MBOEPD. Cadangan gas bumi di Indonesia pada dasarnya masih sangat melimpah. Belum lagi bila dilaksanakan eksplorasi baru, angka-angka ini diyakini akan meningkat,” demikian Dr H Mulyanto. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait