Wakil Ketua Komite II DPD RI Tolak Wacana Pemerintah Tutup Pabrik Gula

  • Whatsapp
Jpeg

JAKARTA, beritalima.com – Wakil Ketua Komite II DPD RI, Ahmad Nawardi meminta kepada Pemerintah agar tidak menutup pabrik gula di wilayah PTPN X dan XI di Jawa Timur. Karena melihat penghasilan petani yang tinggal tidak jauh dari pabrik gula, masih tergantung dan mengandalkan dari hasil perkebunan tebu.

Ia pun meminta kepada pemerintah, lebih baik memperbaiki mesin pabrik gula yang sudah berumur ratusan tahun. Sehingga dengan adanya perbaikan mesin pabrik gula itu ada upaya untuk memperbaiki rendemen gula.

Kedua, memperbaiki manajemen baik manajemen tanah maupun manajemen giling, jika saat ini pemerintah bisa melakukan perbaikan mesin gula, dibanding pihak swasta yang justru tumbuh membangun pabrik – pabrik gula baru.

“Kalau swasta mampu melakukan giling dan beruntung, kenapa pabrik yang dimiliki pemerintah justru tidak. Ini kan jadi pertanyaan kita. Jadi saya tidak sepakat bila penutupan itu dilakukan oleh BUMN. Justru itu bukan menyelesaikan masalah melainkan menambah masalah,” ujar Ahmad Nawardi, kepada beritalima.com, kamis (16/2/2017) di kantor DPD RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.

Lebih lanjut ditegaskan Nawardi, bahwa pabrik tebu di Indonesia memiliki riwayat yang panjang sejak jaman Belanda. Kenapa Belanda banyak membangun pabrik gula di Jawa Timur. Karena dari silvikultur tanah di Jawa Timur lebih subur dan cocok untuk perkebunan tebu. Selain kecocokan dan kesuburan tanah di Jawa Timur, didukung oleh alat – alat trasportasi dan infrastruktur yang bagus.

Maka dari itu ditegaskan Wakil Ketua Komite II DPD RI, dengan penunjang – penunjang seperti itu dapat menambah kesejahteraan petani. Namun Ahmad Nawardi mengatakan bahwa terkait wacana pemerintah untuk menutup pabrik gula itu. Ia malah mengharapkan hanya benar – benar sebatas wacana dan tidak ada keinginan menutup.

Kendati demikian, tetap menyayangkan sikap pemerintah, seharusnya pemerintah harus memikirkan penghasilan petani, dimana pabrik gula sudah tutup. Petani yang masih mengandalkan perkebunan tebu, tidak akan lagi bisa menggiling tebu dan secara otomatis penghasilannya tidak ada.

“Pemerintah tidak akan sanggup mengganti penghasilan petani tebu yang hilang akibat pabrik gula ditutup. Apalagi sekarang ini banyak pengangguran, jadi bukan mengurangi pengangguran malah menambah pengangguran,” tambah senator mengakhiri pembicaraan. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *