Wakil Menteri Irene Umar: Pejuang Ekonomi Kreatif Harus Go Internasional

  • Whatsapp
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar di ruang kerjanya: Pejuang ekonomi kreatif harus go internasional (foto: abri)

Jakarta, beritalima.com| – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar sangat optimis, kalau para pejuang ekraf di dalam negeri harus go internasional. “Di tahun pertama kita banyak sekali melakukan konsolidasi bersama dengan stakeholder yang ada. Termasuk lintas kementerian dalam Pemerintahan. Termasuk lintas kota, daerah dan pemprov. Kemudian dengan komunitas, swasta, kita rangkul semua,” ujar Irene (sering disapa Airin), saat bertemu dengan beritalima di kantornya, Kementerian Ekraf, Gedung Agora Lt.33, Jakarta (22/10).

Sejak 2023, Pemerintah telah menetapkan tanggal 24 Oktober sebagai Hari Ekraf. Bagi Airin, momentum ini pun dipakai sebagai sarana untuk lebih mempromosikan berbagai acara ekraf secara nasional. “Jadi ada kampanye sepanjang Oktober mulai dari tanggal 1 sampai 31 yang namanya Oktober Kreasi, Oktober Inovasi,” tutur Airin.

Di Jakarta, beberapa ratus meter dari kantor Airin, digelar berbagai aktifitas yang menonjolkan peran pejuang ekraf dalam berinovasi. Mulai dari kawasan Dukuh Atas, bagi masyarakat yang hobi bermain skateboard, disediakan panggung beserta kreasi acara pendukungnya. Lalu di Stasiun MRT (Moda Raya Terpadu atau Mass Rapid Transit) hingga Lippo Mall Nusantara. Ini baru di Jakarta, di hampir 20an kota, KemenEkraf juga telah membuat beragam acara guna menyemarakkan Hari Ekraf.

Sambut Hari Ekraf di Oktober, tambah Airin, “yang kita tekankan adalah kata ‘ber’ nya. Karena kata ‘ber’ ini adalah “ber-action,” “ber-main”, “ber-kreasi, dan “ber”lainnya. Intinya produktif. Jadi rangkaian kegiatan kita, tidak perlu semua dilakukan oleh kementerian. Tapi kita kumpulkan lalu kita dorong bersama supaya orang tahu. Jadi kebersamaannya.”

Airin mengajak masyarakat serta wartawan untuk mengikuti informasi lewat media sosial (Instagram) Biro Komunikasi KemenEkraf, dimana setiap minggu ada kegiatan apa saja. Karena kegiatannya tak hanya di Jakarta, tapi di seluruh Indonesia. “Sekarang sudah ada sekitar 70 event, dan targetnya sampai akhir bulan ini hingga 100an event,” paparnya.

Menarikya, di dalam ruang kerja Airin, dipenuhi oleh beragam produk ekraf dari seantero nusantara. Ada batik, sepatu, kain tenun, hingga dinding ruangannya terbuat dari wallpaper bekas spanduk hasil kreasi para pejuang ekraf. Bahkan, Airin menyebut, beberapa produk ekraf di ruangannya, telah tembus pasar internasional. “Kita wajib dan harus bisa,” kata Airin sangat optimis.

Oleh karenanya, di masa setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, KemenEkraf memperkuat pondasi data bagi para pejuang ekraf dari berbagai daerah. “Kita sudah membuat platform dari data yang ada. Kita bukan hanya mengumpulkan data, karena berdasar data yang masuk, lalu kita kurasi. Teman-teman yang sudah masuk ke platform ini, ada yang sudah kita bawa ke Osaka World Expo, lalu dikomersialisasi di Takasimaya Tokyo,” kisah Airin.

Peluang usaha ekraf nasional di pasar internasional terbuka luas. Belum lama ini, Airin menjajaki kerjasama dengan Rusia dan Singapura, serta beberapa negara sahabat lainnya. “Kita punya hubungan sangat baik dengan Kementerian Luar Negeri dan seluruh Konsultan Jenderal Republik Indonesia,” jelas Airin. Dengan kementerian, lembaga, swasta, komunitas, pihaj KemenEkraf terus memperkuat jarring kerjasamanya.

Kolaborasi tersebut menjadi lebih mudah, karena Airin menjadi teringat manfaat yang disampaikan Presiden Prabowo ketika mengikuti retreat Kabinet Merah Putih di Magelang, di awal dirinya ditunjuk sebagai Wamen Ekraf (Oktober 2024). “Kata Bapak Prabowo, kita harus bergotongroyong,” cerita Airin. Dan, kegiatan baris-berbaris di Magelang, bagi Airin, sangat terkesan sekali karena menunjukkan kebersamaan, bisa saling mengenal lebih dekat, akrab dengan yang lainnya.

Kembali ke soal pengembangan ekraf, Airin sangat percaya kalau potensinya banyak tersebar di daerah. Jadi, ia mengajak para pejuang ekraf berani berkreasi, lebih percaya diri. Karena pasar ekraf sangat terbuka luas, tak hanya di dalam negeri saja. “Karena masih banyak orang menganggap ekraf atau kreatif hanya sebuah hobi. Bukan sesuatu yang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi,” sorot Airin.

Tahun depan, akan ada konferensi internasional soal ekraf (World Conference on Creative Economy) di Indonesia, dihadiri lebih dari 20 negarar. Dan, Indonesia menjadi sorotan di kawasan regional serta dunia, karena memiliki segudang potensi ekraf.

Jurnalis: abriyanto

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait